AMEG – Pandemi Covid-19 sudah mewarnai dua Lebaran. Silaturahmi yang sudah menjadi kultur, bahkan ajaran agama, terpaksa harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Fenomena itu, Sabtu (8/5/21) pagi tadi, dikupas tuntas dalam Program Idjen Talk bertajuk “Meredupnya Budaya Silaturahmi Karena Pandemi” yang digelar radio City Guide FM.
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang, Romadlon Chotib, pada kesempatan itu mengatakan, menjaga silaturahmi memang sangat dianjurkan dalam Islam dan agama lainnya, tapi tetap harus disesuaikan kondisi. Pandemi Covid-19 ini yang membuat masyarakat harus membatasi kontak sosial.
Romadlon juga mengatakan, silaturahmi bisa dilakukan dengan berbagai cara, bukan hanya bertatap muka secara langsung, yakni memanfaat teknologi. Saat ini ‘tatap muka’ secara real time juga bisa melalui sarana online.
MUI juga tidak menganjurkan masyarakat bersilaturahmi dengan bersalaman, demi mencegah berkembangnya penularan Covid-19. (ar)