Malang – Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) 45 gelombang II Universitas Muhammadiyah Malang yang dibimbing oleh Sholahuddin Al-Fatih, S.H., M.H. telah mengenalkan produk baru berbasis buah naga kepada warga Dusun Tambakrejo, Desa Bulurejo, Banyuwangi. Produk olahan buah naga ini dibuat untuk meningkatkan nilai jual, nilai gizi dan memperpanjang masa simpan. Produk ini diberi nama minuman kesehatan buah naga.
Potensi buah naga yang sangat besar di Desa Bulurejo, khususnya Dusun Tambakrejo menjadikan desa ini dijuluki dengan sebutan “Kampung Naga”. Hasil panen yang melimpah pada saat musim panen menyebabkan banyaknya buah naga yang tidak lolos seleksi untuk di pasarkan, sehingga terbuang percuma. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang mendorong mahasiswa UMM membuat produk minuman kesehatan buah naga.
Kegiatan ini dilakukan di rumah Edi Lusi, kepala Dusun Tambakrejo, sekaligus Ketua PANABA (Petani Naga Banyuwangi). Mahasiswa PMM UMM Kelompok 45 Gelombang II mengajak masyarakat Desa Bulurejo, khususnya para istri petani dan Ibu-Ibu PKK untuk ikut serta dalam pembuatan semua produk yang telah teragendakan dalam PMM ini.
“Jadi pemikiran masyarakat bisa berkembang, tidak hanya sekedar buah naga yang dijual dengan cara fresh ke kota-kota lain. Tetapi ada alternatif lain untuk membuat sebuah olahan. Itu sebuah terobosan baru,” ujar Edi
“Masalahnya buah naga pada saat musim melimpah sekali, harga juga tidak bagus. Nah adanya terobosan ini saya harap kedepannya ada olahan yang bisa membantu masyarakat untuk menaikkan perekonomian” imbuhnya.
Produk minuman kesehatan dibuat dengan menggunakan daging buah naga yang difermentasi dengan jeruk lemon selama 14 hari. Manfaat utama minuman ini untuk mengurangi kadar kolestrol dan meningkatkan imun tubuh. Minuman ini dianjurkan untuk diminum 1 sendok makan sebelum makan.
”Produk ini benar-benar produk yang baru saya tahu, dari cara pembuatan sampai rasanya sangat unik. Pastinya jadi ilmu yang terus saya dan ibu-ibu lain ingat. Semoga sesuai dengan harapan adik-adik, ini bisa kami teruskan” ujar Lusi, salah seorang warga. (rls)