Pandemi penyakit akibat virus corona (COVID-19) telah menjadi perhatian dunia karena memberikan dampak yang sangat luas. Penutupan sekolah, adanya pembatasan terhadap aktivitas masyarakat termasuk berkumpul di tempat umum seperti pasar, pusat perbelanjaan, perkantoran, termasuk rumah makan berdampak pada pengusaha kuliner yang ada di seluruh wilayah kita Indonesia sebagai salah satu negara yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). (Kemenkes RI, 2020)
Cara penularan COVID-19 itu sendiri adalah melalui manusia ke manusia, terutama melalui droplet orang yang terinfeksi saat bersin, batuk, atau saat bernapas. Penularan sering terjadi melalui individu yang terinfeksi virus yang menyentuh makanan dan bahkan alat makan yang digunakan kemudian orang lain yang sehat membersihkan sisa makanan atau tempat makan yang digunakan lalu menyentuh area wajar seperti wajah, mata, hidung dan mulut tanpa melakukan cuci tangan yang benar. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran konsumen dalam mengkonsumsi makanan yang disajikan oleh orang lain atau pengusaha kuliner. Sehingga perlu dilakukan penanganan khusus terkait keamanan pangan agar konsumen merasa aman dan bisa memenuhi syarat makanan terbebas dari virus dan bakteri yang ada.
Pada masa pandemi Covid-19 makanan yang memenuhi syarat tidak hanya sekedar untuk memenuhi syarat gizi, menarik, serta rasa yang enak, akan tetapi juga harus bebas dari bahaya mikroorganisme yang dapat membuat makanan menjadi rusak atau busuk dan bahkan terkontaminasi.
Telah terjadi banyak sekali perubahan dalam sistem pangan selama masa pandemi covid-19 ini. Salah satunya komponen keamanan pangan dan kandungan bioaktif dalam pangan menjadi pertimbangan masyarakat dalam upaya pemenuhan pangan untuk rumah tangga (Galanakis, 2020). Masyarakat lebih memperhatikan terhadap makanan apa yang mereka beli dari luar rumah seperti di rumah makan/restoran. Sehingga banyak rumah makan bahkan restoran yang mau tidak mau harus merubah sistem penyelenggaraan makanan mereka, untuk mencegah dan mengurangi resiko penularan virus.
Dari beberapa penelitian terkait perubahan dalam sisitem penyelenggaraan makanan yang terjadi pada masa pandemi ini, salah satunya dengan menerapkan standar kesehatan di rumah makan/restoran. Banyak rumah makan/restoran yang menyediakan fasilitas cuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh, pembatas plastik, menjaga jarak meja dan kursi dan mewajibkan konsumen memakai masker. Selain itu yang paling penting dalam sistem penyelenggaraan makanan adalah peningkatan keamanan pangan pada proses pengolahan makanan yaitu dengan mewajibkan pengolah makanan menggunakan masker dan sarung tangan plastik sekali pakai. Untuk proses pengemasan makanan dibuat lebih rapi dan lebih ketat dengan menambahkan kantong plastik hingga dua lapis (Nurbaya,2020).
Selain adanya perubahan dalam proses pengolahan dan penerapan standar kesehatan di rumah makan terjadi pula perubahan dalam sistem pembelian. Biasanya konsumen dapat menikmati makanan dengan datang langsung dan menyantap makanan di rumah makan/restoran. Pada kali ini proses pembelian secara online selama masa PSBB atau lockdown juga meningkat di seluruh dunia seperti di negara negara benua Eropa dan Amerika bahkan di negara Indonesia (Galanakis,2020). Sehingga diperlukan pengawasan dan penetapan standar makanan yang di pesan secara online agar memutus rantai penyebaran virus dan konsumen bisa merasa lebih aman dalam mengkonsumsi makanan.
Selain penerapan standar kesehatan di rumah makan / restoran perlu dilakukan strategi untuk tetap bersaing di masa pandemi covid-19 ini. Perubahan gaya hidup masyarakat sangat berpengarauh terhadap berjalannya usaha agar tetap bertahan dan terus berkembang, karena tidak sedikit rumah makan / restoran yang gulung tikar akibat masa pandemi ini. Beberapa strategi yang bisa dijalankan pada masa pandemi ini antara lain (Feti,2020):
- Mempertahankan porduk yang ada dengan cara meningkatkan cita rasa
- Mengembangkan produk dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
- Menetapkan harga yang sesuai
- Memanfaatkan lokasi yang strategis
- Penerapan standar kesehatan di rumah makan/restoran
Dari keempat strategi diatas, pengembangan inovasi seperti mengembangkan kualitas produk yaitu produk lama diberi inovasi dengan berbagai varian akan banyak menarik konsumen sehingga dapat meningkatkan penjualan. Keberhasilan strategi juga sangat dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan seperti promosi di media sosial untuk meningkatkan pangsa pasar dan pembelian. Dengan adanya perubahan dalam sistem penyelenggaraan makanan dan strategi yang dilakukan dapat meningkatkan status ekonomi pada masyarakat, terlebih lagi yang mempunyai usaha dalam hal makanan baik rumah makan / restoran atau usaha online.
Penulis: Tantrin Nova Sholikha