PERESMIAN WISMA: Pemotongan pita sekaligus tumpeng oleh Rektor UM prod Hariono sebagai tanda peresmian wisma Adam Bachtiar. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Universitas Negeri Malang (UM) meresmikan Wisma Prof HS Adam Bachtiar sekaligus doa akhir tahun yang berlangsung meriah. Hadir dalam acara ini para petinggi kampus serta keluarga besar akademisi UM Selasa (30/12/2025).
Wisma ini dibangun sebagai opsi akomodasi bagi tamu UM, tamu universitas, keluarga mahasiswa, maupun wisatawan yang berkunjung ke kampus dan transit ke Malang Raya.
Lokasinya berada di sekitar kompleks kampus UM, tepatnya di Jalan TGP No. 7, Kota Malang, dinilai strategis untuk tamu yang menghadiri wisuda, seminar, atau kegiatan kampus lainnya.
Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., menjelaskan bahwa peresmian Wisma Prof H.S. Adam Bachtiar adalah bentuk penghormatan kepada tokoh penting dalam sejarah berdirinya UM.
Prof. H.S. Adam Bachtiar dikenal sebagai pimpinan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) sekaligus salah satu perintis awal UM.
“Beliau adalah kartograf atau orang yang pertama kali belajar pembuatan peta di Indonesia. Kita ingin memanfaatkan nama-nama tokoh berjasa bagi UM untuk beberapa gedung di kampus, baik dari sisi intelektualitas maupun kepemimpinan,” ujar Hariyono.

PROSESI: Penandatanganan oleh Rektor UM Prof Hariyono, sebagai tanda peresmian pembukaan wisma Adam Bachtiar. (Foto: Istimewa)
Di sisi lain, hadirnya wisma ini sejalan dengan status UM sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Keberadaan wisma diharapkan meningkatkan layanan bagi tamu kampus, khususnya orang tua, wali, dan mahasiswa yang menjenguk.
Prof. Hariyono menambahkan bahwa PTN-BH menuntut kemandirian finansial tanpa membebani mahasiswa.
“Aset-aset yang dimiliki PTN-BH, termasuk UM, harus dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, pengabdian, hingga income generating,” tegasnya.
Diharapkan wisma ini bisa menggantikan penggunaan hotel eksternal untuk berbagai kegiatan kampus, sehingga anggaran lebih efisien dan berputar di internal UM.
Rencananya, wisma yang memiliki 32 kamar ini akan menggunakan skema penyewaan seperti penginapan konvensional. Tarif per malam direncanakan kompetitif, mengikuti pola rumah tinggal sementara demi kenyamanan tamu.
Dalam upaya pemasaran, UM berencana memanfaatkan platform online seperti Agoda dan Traveloka serta menggandeng Red Doors untuk memperluas jaringan layanan lewat agen tiket lokal, travel, dan platform pemesanan lainnya.

“Ini masih proses, jika berjalan ramai, mungkin ada pengembangan lebih lanjut. Kita akan evaluasi tingkat hunian,” paparnya.
Meski detail anggaran dan ukuran kamar belum sepenuhnya jelas, UM menegaskan investasi ini tetap efisien dengan fokus memoles fasilitas agar memenuhi standar hotel.
Harapan ke depan, wisma ini dapat meningkatkan kualitas layanan bagi keluarga besar UM maupun masyarakat luas. Wisma Prof H.S. Adam Bachtiar juga dipandang sebagai unit usaha kampus yang potensial mendongkrak pendapatan internal.
Wakil Rektor II UM, Prof. Dr. Puji Handayati, menambahkan bahwa pelaksanaan refleksi dan doa akhir tahun di Wisma Adam Bachtiar memiliki makna khusus, mengingat biasanya kegiatan tersebut digelar di Masjid Al-Hikmah UM.
“UM harus terus tumbuh dan berkembang, dan ini diwujudkan lewat berbagai perbaikan. Dalam surat Al-Hikmah, kami bertekad untuk menjadi lebih baik dari hari ini,” jelasnya.
Secara keseluruhan, wisma ini tidak hanya berfungsi sebagai fasilitas pendukung akademik, tetapi juga menjadi bagian unit usaha kampus yang berpotensi meningkatkan layanan, efisiensi anggaran, dan nilai tambah bagi sivitas akademika UM. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




