MALANG POST – Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Irjen Pol. Drs. Nanang Avianto, melakukan kunjungan kerja ke Kota Batu, Selasa (30/12/2025). Tidak sekadar singgah, Kapolda Jatim menghabiskan waktu hampir seharian penuh di Kota Apel untuk memantau langsung kesiapan pengamanan sekaligus dinamika libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Dalam kunjungannya, Kapolda menyambangi Mapolres Batu dan melakukan pengecekan Pos Pelayanan Batu Police Station. Ia didampingi Wali Kota Batu Nurochman, Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranata, serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Batu. Di sela pemantauan, Kapolda juga menyerahkan bingkisan kepada petugas gabungan yang berjaga di lapangan sebagai bentuk apresiasi.
Kapolda Jatim menyampaikan, bahwa secara umum situasi kamtibmas di wilayah Jawa Timur selama periode Nataru terpantau aman dan terkendali. Aktivitas masyarakat, termasuk sektor pariwisata, berjalan lancar tanpa gangguan yang berarti.
“Secara umum kondisi arus lalu lintas di Jawa Timur berjalan lancar. Namun demikian, kami tetap mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan mematuhi aturan demi keselamatan bersama,” ujar Irjen Pol Nanang.
Ia juga menjelaskan, instansi terkait terus melakukan koordinasi intensif dalam pengaturan arus lalu lintas di jalan raya, terminal, pelabuhan, hingga jalur tol. “Ini mengantisipasi potensi kepadatan serta memastikan kelancaran perjalanan warga masyarakat saat libur Nataru,” tambahnya.

PANTAU: Kapolda Jatim, Irjen Pol. Drs. Nanang Avianto bersama Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranata dan Wali Kota Batu Nurochman saat melakukan pemantauan arus lalin di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Kapolres Batu AKBP, Andi Yudha Pranata mengungkapkan, kunjungan Kapolda ke Kota Batu dilakukan secara selektif. Dari puluhan wilayah hukum kabupaten/kota di bawah Polda Jatim, Kota Batu menjadi salah satu daerah yang dinilai memiliki signifikansi tinggi.
“Dari seluruh wilayah hukum kota dan kabupaten di bawah Polda Jatim, salah satunya yang dipilih adalah Kota Batu,” ujar Andi.
Ia menambahkan, durasi kunjungan Kapolda di Kota Batu terbilang istimewa. Jika di daerah lain kunjungan hanya berlangsung sekitar 10–15 menit sebelum bergeser ke lokasi berikutnya, di Kota Batu Kapolda berada sejak pagi hingga sore hari.
“Kami tentu mengapresiasi dan merasa terhormat. Ini menunjukkan perhatian khusus,” tambahnya.
Dari hasil pemantauan lapangan, Kapolda Jatim memberikan apresiasi terhadap soliditas jajaran Forkopimda, aparat keamanan, hingga komunitas masyarakat. Menurut Kapolres, kolaborasi dan keguyuban antarpihak menjadi catatan utama Kapolda selama survei di lapangan.
“Beliau melihat kolaborasi dan keguyuban itu sangat terasa. Itu menjadi poin pertama yang dicatat,” ungkap Andi.
Selain aspek pengamanan, Kapolda juga mencermati dinamika pariwisata Kota Batu selama libur Nataru. Secara kasatmata, kondisi di lapangan tampak tidak terlalu padat. Namun, jika melihat data kunjungan wisatawan, terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Dibandingkan tahun 2024, kunjungan wisatawan naik sekitar 10 persen. Rata-rata per hari berkisar 7–10 persen,” jelasnya.
Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu. Meski terjadi peningkatan visitasi ke wahana wisata, tingkat okupansi hotel justru mengalami penurunan.
“Kalau tahun 2024 okupansi hotel berada di kisaran 60–70 persen, tahun ini turun di range 50–60 persen, bahkan rata-ratanya sekitar 48 persen,” beber Andi.
Penurunan okupansi tersebut dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya persaingan destinasi wisata lain, seperti Yogyakarta, yang menjadi alternatif tujuan wisatawan. Selain itu, membaiknya infrastruktur transportasi turut mengubah pola kunjungan.
“Sekarang banyak yang menerapkan one day system. Wisatawan berangkat pagi, pulang sore. Kalau pun menginap, pemesanan kamar sering dilakukan mendadak,” paparnya.
Kondisi ini berdampak langsung pada masa tinggal wisatawan. Target masa tinggal di atas 1,14 hari dikhawatirkan sulit tercapai jika tren tersebut terus berlanjut. “Melihat kecenderungan yang ada, masa tinggal kemungkinan justru mundur,” katanya.
Kapolres juga memaparkan pola fluktuasi okupansi hotel selama akhir Desember. Puncak keramaian terjadi pada 24–25 Desember, lalu turun drastis pada 26 Desember, sempat naik pada 27 Desember, sebelum kembali mengalami penurunan.
“Grafik ini paralel dengan data volume kendaraan keluar dari tiga pintu tol—Singosari, Pakis dan Madyopuro. Polanya mirip dengan grafik okupansi hotel,” jelasnya.
Dari sisi pengelolaan informasi, Kapolda Jatim menekankan pentingnya manajemen publikasi yang masif dan berkelanjutan. Informasi terkait situasi, kondisi, serta perkembangan di lapangan harus terus diperbarui agar masyarakat mendapatkan gambaran yang akurat. “Publikasi menjadi bagian penting dari rangkaian operasi ini,” ujarnya.
Kapolres menyampaikan, harapan agar okupansi hotel dan kunjungan wisatawan di sisa masa libur Nataru dapat meningkat secara signifikan. Namun demikian, kepolisian juga menaruh perhatian pada situasi nasional. Menyusul bencana yang terjadi di Sumatra, Kapolri mengeluarkan imbauan agar perayaan Tahun Baru dilakukan secara sederhana, dengan mengedepankan empati dan doa bersama, serta tanpa pesta kembang api.
“Kami menyampaikan permohonan maaf. Dalam situasi duka ini, kami mengajak masyarakat meningkatkan empati. Perayaan Tahun Baru kami kemas dalam bentuk doa bersama,” pungkasnya. (Ananto Wibowo)




