Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Tawuran antar mahasiswa di Tlogomas, hingga menyebabkan seorang mahasiswa tewas, mendapat perhatian serius Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat.
Bahkan menjelang pergantian tahun, pihaknya meminta 57 lurah dan lima camat di Kota Malang, untuk standby di wilayah masing-masing. Mereka juga harus mampu menginventarisir potensi permasalahan di wilayahnya, bersama elemen masyarakat lainnya.
“Tawuran di Tlogomas, Lowokwaru, hingga menimbulkan korban jiwa, patut mendapat atensi serius.”
“Penerapan sistem keamanan keliling (siskamling), dengan melibatkan semua warga. Baik pribumi maupun pendatang, harus lebih dikuatkan,” kata Wahyu Hidayat di Hotel Savana Malang, Senin (29/12/2025).
Penguatan Siskamling, tambahnya, harus dilakukan di setiap RT/RW. Melibatkan semua warga, termasuk Babinsa dan Babinkamtibmas, ikut membaur di dalamnya.
“Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK), juga kita ajak duduk bersama forum rektor kampus se Kota Malang. Untuk menyelesaikan setiap perselisihan sesama anak bangsa,” terang Wahyu.
Ketika Siskamling digalakkan, sebutnya, FPK yang didalamnya terdapat tokoh-tokoh dari berbagai daerah diberdayakan, ditakini bisa ikut membina warganya yang ada di Kota Malang. Sekaligus ikut menjaga kondusifitas Kota Malang. Apalagi jika masyarakat setempat ikut merangkul warga pendatang.
“Kami melihat terjadinya aksi tawuran kemarin, dipicu adanya kesalahpahaman dan diduga oknum pelakunya mengkonsumsi miras.”
“Kami berharap tidak boleh terulang kembali. Kita segera mengkoordinasikan dengan tokoh-tokohnya,” tegas mantan Sekda Kabupaten Malang.
Selain itu, pihaknya mengimbau kepada semua mahasiswa dari kampus manapun. Baik warga Malang Raya maupun pendatang dari berbagai daerah, bisa studi dan bersosialisasi dengan masyarakat yang sopan dan santun serta ramah. Sekaligus mengikuti aturan di kampung setempat. Sebab, mahasiswa dari berbagai daerah, tetap disatukan dalam NKRI,” imbuhnya.
Sementara itu, menyambut tahun baru 2026, pihaknya kembali menegaskan tidak akan menggelar perayaan yang meriah. Cukup dengan menggelar doa bersama di lima kecamatan secara bergantian.
“Semua anak bangsa harus ikut prihatin dan memiliki empati, terhadap saudara-saudara kita di beberapa daerah yang tengah tertimpa musibah.”
“Kita doakan mereka diberikan kekuatan lahir batin, ketabahan dan kesabaran, pertolongan dan kelancaran mendapatkan bantuan,” pungkasnya. (Iwan Irawan/Ra Indrata)




