MALANG POST – Polres Batu menyiapkan kekuatan penuh untuk mengamankan perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Sebanyak 442 personel gabungan dikerahkan dalam Operasi Lilin Semeru 2025, yang akan berlangsung mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026.
Ratusan personel tersebut terdiri dari 250 anggota Polri, didukung unsur TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, BPBD, Damkarmat, serta relawan. Seluruh personel siap bertugas di Pos Pengamanan (Pospam) dan Pos Pelayanan (Posyan) yang tersebar di titik-titik strategis Kota Wisata Batu.
Kesiapan pengamanan ditandai dengan Apel Gelar Pasukan yang digelar di Alun-alun Kota Batu, Jumat (19/12/2025). Usai apel, seluruh personel langsung masuk tahapan final persiapan sebelum operasi resmi dimulai.
Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranata menegaskan, pengamanan Nataru tahun ini memiliki tantangan yang jauh lebih kompleks dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Operasi Lilin Semeru 2025 ini tidak lagi hanya berkutat pada kemacetan wisata seperti tahun lalu. Kami juga fokus pengamanan ibadah Natal, perayaan pergantian tahun, hingga antisipasi bencana alam akibat cuaca ekstrem,” tegasnya.
Menurut Kapolres, Kota Batu kini menghadapi dua kondisi yang berjalan paralel. Di satu sisi, aktivitas pariwisata terus meningkat, seiring kebijakan Kementerian Pariwisata yang mengintensifkan wisata domestik. Di sisi lain, ancaman cuaca ekstrem akibat siklon tropis juga meningkat signifikan.
Data okupansi hotel menjadi indikator kuat lonjakan kunjungan. Sejak November lalu, tingkat hunian hotel di Kota Batu sudah berada di angka 70 persen. Hingga sepekan terakhir, okupansi bahkan diprediksi menembus 80 persen, berdasarkan pemotretan data dari lebih dari 60 hotel.
“Kalau okupansi sudah di atas 80 persen, bisa dipastikan akan muncul semi-macet di sejumlah ruas jalan. Ini harus diantisipasi dengan serius,” ujar AKBP Andi.
Tantangan lain yang disorot adalah pola kemacetan harian yang beririsan dengan kondisi cuaca. Gerimis hampir rutin terjadi mulai pukul 13.00 WIB hingga sore hari, bertepatan dengan jam-jam padat mobilisasi wisatawan, baik saat makan siang maupun kepulangan dari wahana dan pusat oleh-oleh.
“Ini tantangan nyata di lapangan. Karena itu strategi pengamanan dan pengaturan lalu lintas harus dilakukan maksimal,” tambahnya.

SIAPKAN PERSONEL: Polres Batu bersama stakeholder terkait saat menggelar apel gelar pasukan Ops Lilin Semeru 2025 dalam rangka Nataru. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Lebih jauh, Kapolres menekankan bahwa Operasi Lilin Semeru 2025 bukan sekadar agenda rutin tahunan. “Ini adalah transformasi Polri. Kami tidak hanya hadir sebagai penjaga keamanan, tetapi sebagai pelayan publik yang memberi rasa aman, baik secara sosial maupun spiritual. Kami ingin setiap ibadah dan perayaan berjalan khusyuk dan bermakna,” jelasnya.
Tujuan utama operasi ini, lanjut Kapolres, adalah menjamin rasa aman masyarakat sebelum, saat dan setelah perayaan Nataru. Fokus pengamanan diarahkan pada tiga aspek utama yakni kelancaran ibadah, kelancaran arus mudik dan wisata, serta keselamatan wisatawan.
Ia juga memaparkan analisis komprehensif terkait potensi kerawanan selama libur panjang. Dari sisi sosial, Kota Batu menghadapi padatnya aktivitas peribadatan, lonjakan volume sampah wisata, hingga beban kerja lembur tenaga pariwisata.
Aspek ekonomi berfokus pada stabilitas harga dan ketersediaan sembako, BBM/gas, serta air bersih. Sedangkan dari aspek keamanan, ancaman didominasi kemacetan, kecelakaan lalu lintas, penipuan daring, potensi terorisme, gangguan ibadah, hingga peredaran narkoba.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Polres Batu telah melakukan langkah pra-operasi secara terperinci. Mulai dari pengecekan jalur alternatif, pemetaan titik rawan, hingga penentuan lokasi Pospam dan Posyan.
“Kami berkoordinasi intensif dengan PHRI terkait data okupansi hotel, dengan Dinas Perdagangan untuk pengawasan harga sembako, serta dengan pengelola tempat wisata dan SPBU guna memastikan ketersediaan logistik,” terangnya.
Manajemen lalu lintas menjadi perhatian khusus. Pospam ditempatkan di sejumlah trouble spot, seperti Simpang Empat Pesanggrahan dan Exit Songgoriti.
Inovasi terbaru dalam operasi tahun ini adalah pembentukan Tim Urai Lalu Lintas, beranggotakan 21 personel Satlantas terlatih. Tim ini berfungsi sebagai quick response, khusus untuk mengurai kemacetan, menangani kendaraan mogok, serta mempercepat penanganan kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, pemetaan kerawanan dilakukan secara spesifik, termasuk lokasi hotel dan pusat kuliner di tepi jalan utama, serta gereja-gereja yang masuk kategori rawan gangguan keamanan, termasuk potensi ancaman terorisme.
Tidak kalah penting, Operasi Lilin Semeru 2025 juga terintegrasi dengan antisipasi bencana alam, terutama banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem.
“Kami telah menyusun Rencana Kontinjensi Aman Nusa II Semeru 2025, melengkapi sumber daya, serta melaksanakan latihan simulasi,” ungkapnya.
Ia menekankan, sinergi lintas sektor dengan BPBD, Tagana dan BMKG menjadi kunci utama keberhasilan mitigasi bencana. Upaya yang dilakukan meliputi penguatan sistem peringatan dini, koordinasi evakuasi, hingga pengelolaan lingkungan. (Ananto Wibowo)




