Malang Post- Universitas Negeri Malang (UM) menunjukkan komitmen kemanusiaannya dengan menyalurkan bantuan bagi korban banjir di Sumatera Utara dan Aceh pada Jumat (12/12/2025).
Koordinasi melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) memastikan penyaluran dana sebesar Rp 300 juta yang dihimpun dari sivitas akademika dan dikelola secara terstruktur bersama perguruan tinggi mitra di wilayah terdampak.
Ketua LPPM UM, Prof. Dr. Markus Diantoro, M.Si., menjelaskan donasi berhasil dihimpun sekitar Rp150 juta pada penggalangan yang berlangsung 10 Desember, dengan partisipasi luas dari keluarga besar UM serta dukungan Unit Pengumpul Zakat (UPZ).
“Selain donasi sivitas akademika, pimpinan universitas juga mengalokasikan tambahan dana melalui lembaga zakat internal UM untuk memperkuat kontribusi bantuan,” ujarnya.
Langkah unik diambil UM dengan tidak menyalurkan bantuan dalam bentuk barang maupun mengerahkan tim langsung ke lokasi.
Kebijakan ini menekan biaya operasional sehingga bantuan dapat diterima secara lebih maksimal oleh masyarakat terdampak. Dana bantuan disalurkan melalui perguruan tinggi setempat yang memiliki posko kebencanaan dan pemahaman langsung terhadap kondisi lapangan.

Ketua LPPM UM Prof. Dr. Markus Diantoro, M.Si. (tiga dari kiri) mewakili UM untuk menyalurkan bantuan bagi korban banjir di Sumatera Utara dan Aceh. (Foto: Istimewa)
Penyaluran dilakukan selama tiga hari secara bertahap. Hari pertama, tiap kampus menerima Rp 50 juta: Universitas Negeri Medan (UNIMED) dan Universitas Sumatera Utara (USU).
Hari kedua, USK Aceh menerima Rp 100 juta karena menjadi wilayah dengan dampak paling parah. Hari ketiga, UM menyalurkan Rp 50 juta kepada Universitas Negeri Padang (UNP) dan Universitas Andalas (UNAND).
“Penyaluran dilakukan melalui LPPM dan posko kebencanaan masing-masing kampus, sehingga bantuan langsung tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan,” jelas Prof. Markus.
Tak hanya dana, UM juga menyiapkan langkah lanjut berupa program pengabdian kepada masyarakat berbasis kebencanaan. Program ini melibatkan dosen serta tenaga medis untuk layanan kesehatan, pendampingan psikososial, hingga dukungan pemulihan pascabencana, dengan koordinasi utama di bawah LPPM UM.
Melalui skema kolaboratif ini, Universitas Negeri Malang menegaskan perannya sebagai agen kemanusiaan dan penggerak solidaritas nasional dalam menghadapi bencana.
Sebagai catatan Redaksi Malang Post, Hingga 18 Desember 2025, bencana banjir bandang dan tanah longsor besar masih melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Bencana yang dimulai sejak akhir November 2025 ini tercatat sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir.
Berikut adalah poin-poin terkini terkait situasi tersebut: Korban Jiwa: Berdasarkan data BNPB per 18 Desember 2025, total korban meninggal dunia mencapai 1.059 jiwa, dengan 192 orang masih dilaporkan hilang.
Dampak Penduduk: Lebih dari 3,3 juta jiwa terdampak langsung dan sekitar 1 juta orang terpaksa mengungsi di 50 kabupaten/kota yang tersebar di tiga provinsi tersebut.
Kerusakan Infrastruktur: Terjadi kerusakan masif pada 147.000 rumah warga serta sekitar 1.600 fasilitas umum. Di Sumatera Barat, akses sempat terputus dan jembatan bailey sedang dibangun untuk memulihkan konektivitas.
Kunjungan Presiden: Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke wilayah terdampak, seperti Kabupaten Agam di Sumatera Barat, untuk memastikan kebutuhan logistik, layanan kesehatan, dan sanitasi bagi pengungsi terpenuhi.
Penyebab: Analisis menunjukkan bencana ini dipicu oleh kombinasi curah hujan ekstrem (anomali iklim), kerentanan geologi, serta kerusakan ekosistem hutan di wilayah hulu (faktor antropogenik).
Pemerintah tengah membangun Hunian Sementara (Huntara) yang ditargetkan selesai dalam satu bulan bagi warga yang kehilangan tempat tinggal. Untuk bantuan medis, Anda dapat memantau informasi dari Kementerian Kesehatan atau layanan relawan medis di lokasi bencana. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




