MALANG POST – Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Pemkot Batu memilih bersiap sejak awal. Bukan sekadar menambah pengamanan atau menunggu lonjakan wisatawan, melainkan memperkuat kesiapsiagaan wilayah secara menyeluruh. Mulai dari aspek keamanan, pelayanan publik, hingga mitigasi bencana alam.
Sebagai Kota Wisata, Kota Batu menyadari bahwa momentum akhir tahun selalu membawa konsekuensi ganda. Di satu sisi, pergerakan orang meningkat tajam. Di sisi lain, potensi gangguan keamanan dan kebencanaan ikut membesar, terutama di tengah cuaca ekstrem yang kerap menyertai musim penghujan.
Wali Kota Batu, Nurochman menegaskan, momen Nataru tidak boleh dipandang semata sebagai agenda rutin tahunan. Momentum ini justru harus menjadi waktu untuk memperbarui pembacaan situasi dan kesiapan wilayah secara objektif. Setiap perayaan besar, menurutnya, selalu menuntut respons yang terukur dan terkoordinasi.
“Momentum akhir tahun harus memberi kesiapan wilayah yang benar-benar hadir di lapangan. Bukan hanya rencana di atas kertas, tetapi langkah yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” tegasnya, Kamis (18/12/2025).
Pendekatan yang ditekankan Pemkot Batu adalah kolaboratif dan humanis. Pemkot Batu membuka ruang dialog seluas-luasnya dengan unsur kewilayahan, mulai dari Forkopimda hingga pemerintah desa dan kelurahan. Masukan dari lapangan dinilai penting agar kebijakan yang diambil tidak bersifat normatif, tetapi sesuai dengan kondisi riil yang dihadapi masyarakat.

PENGUATAN: Wali Kota Batu Nurochman saat memberikan arahan kepada stakeholder terkait dalam penguatan kesiapsiagaan wilayah jelang Nataru. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Menurut Cak Nur sapaan Nurochman, kekuatan kesiapsiagaan justru bertumpu di tingkat paling bawah. Desa dan kelurahan memiliki peran strategis dalam membangun kewaspadaan, menggerakkan partisipasi warga, serta memastikan respons cepat ketika muncul gangguan keamanan atau potensi bencana. Pemerintah kota, lanjutnya, bertugas memperkuat koordinasi dan memastikan seluruh lini bergerak searah.
Aspek mitigasi bencana menjadi perhatian khusus. Kota Batu yang memiliki kontur wilayah perbukitan dan aliran sungai rawan menghadapi ancaman banjir, tanah longsor, hingga cuaca ekstrem saat musim hujan.
“Karena itu, kesinambungan langkah dari tingkat kota hingga lingkungan terkecil menjadi kunci utama untuk meminimalkan risiko,” tuturnya.
Ketua DPRD Kota Batu, Didik Subiyanto menambahkan, DPRD berkomitmen memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dalam menghadapi tantangan akhir tahun. Melalui fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan, DPRD memastikan kebijakan dan program kesiapsiagaan berjalan efektif dan berpihak pada keselamatan masyarakat.
Ia menilai, kesiapan menghadapi potensi bencana tidak hanya soal penanganan darurat, tetapi juga tentang memastikan pelayanan publik tetap berjalan adaptif dan responsif di tengah situasi yang dinamis. “Masyarakat harus merasa aman dan terlayani, apa pun kondisi yang terjadi,” ujarnya.
Dengan langkah antisipatif ini, ia berharap suasana libur Natal dan Tahun Baru dapat berlangsung aman dan kondusif. “Kesiapsiagaan wilayah yang solid diharapkan memberi rasa tenang bagi warga maupun wisatawan, sekaligus menjaga citra Kota Batu sebagai destinasi wisata yang nyaman dan berdaya tahan menghadapi berbagai tantangan akhir tahun,” tutupnya. (Ananto Wibowo)




