MALANG POST – Di tengah sorak sorai SEA Games 2025 di Thailand, seseorang muncul dengan senyum tenang yang menunjukkan bahwa perjalanan panjang tidak selalu berujung pada kilau medali, namun juga pada pelajaran hidup yang berharga.
Salsabilla Hadi Pamungkas, seorang atlet senam artistik asal Jawa Timur sekaligus mahasiswi Universitas Negeri Malang (UM), berhasil menghadirkan kebanggaan bagi Indonesia dengan meraih medali perunggu di nomor floor exercise.
Pertandingan berlangsung di Gymnasium 5, Thammasat University Rangsit Campus, pada hari Jumat (12/12/2025). Salsa tampil percaya diri meskipun bersaing dengan lawan-lawan yang sangat berpengalaman. Medali emas diraih atlet dari Thailand, perak untuk Singapura, sementara Indonesia menutup podium dengan perunggu, yang disampaikan Salsa dengan senyum rendah hati.
Bagi Salsa, pencapaian ini terasa sangat istimewa. Ia mengakui tidak pernah membayangkan bisa berdiri di podium SEA Games. Target awalnya sederhana: menembus babak final, mengingat lawan-lawan dinilai sangat kuat. Namun, kerja keras yang ia jalani sejak lama akhirnya membentuk sebuah momen bersejarah bagi dirinya maupun bagi negara.
Medali ini terasa seperti buah dari kerja keras panjang yang dimulai setelah dipanggil mengikuti pemusatan latihan nasional pasca PON Aceh–Sumut. Latihan intensif berjalan lebih dari satu tahun, diawali di Jakarta dan berlanjut di Surabaya. Di tengah ritme latihan yang padat, Salsa juga menjalani perannya sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan UM.

Ia memilih dispensasi kuliah agar tetap bisa fokus pada pelatnas, meski konsekuensinya adalah jarang hadir di kelas. Tantangan akademik pun muncul: tugas menumpuk, ujian dan konsultasi dengan dosen yang mewarnai perjalanan sehari-harinya di antara Surabaya dan Malang.
Tekanan fisik dan mental nyata terasa. Rasa jenuh dan kelelahan sempat membuatnya ragu, bahkan mengurangi ambisi tinggi menuju SEA Games. Namun, ia memilih meresapi setiap momen di atas lantai senam, menjadikannya pengalaman berharga yang akan membentuk langkah kedepannya.
Di balik prestasi ini, ada keluarga yang menjadi tulang punggung. Dukungan penuh dari kedua orang tua dan kakaknya, yang juga berkecimpung di dunia olahraga, menjadi sumber kekuatan Salsa. Sang kakak, Iqbal Hadi, adalah pesepak bola PSBS Biak, sedangkan ayahnya juga memiliki latar belakang atlet. Keberadaan mereka seperti fondasi yang menjaga Salsa tetap fokus dan rendah hati.
Setelah SEA Games, kepada humas UM Salsa menjelaskan bahwa ia akan kembali menata fokus pada dunia akademik. Ia ingin mengejar ketertinggalan kuliah sebelum mengambil langkah selanjutnya dalam karier olahraga.
Tujuannya jelas: terus berkembang, membawa nama Indonesia lebih tinggi, sambil menjaga keseimbangan antara layar latihan dan halaman buku.
Kisah Salsa adalah contoh nyata bagaimana impian bisa tumbuh dari kerja keras, dukungan keluarga, dan tekad untuk tetap manusia di tengah tensi kompetisi. Semoga perjalanan berikutnya membawa inspirasi bagi banyak orang yang percaya bahwa prestasi lahir dari perpaduan antara stamina, ilmu, dan hati yang tulus. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




