MALANG POST – Lapas Kelas I Malang kembali menyelenggarakan majat Wisuda Santri Pondok Pesantren At-Taubah yang dirangkai dengan Wisuda Guru Al-Qur’an Metode Ummi Angkatan IX.
Acara berlangsung di Masjid At-Taubah Lapas Malang pada Sabtu (13/12), dengan kehadiran pejabat struktural, pegawai, pengurus Ummi Foundation, Rampak Naong Malang, serta wali santri.
Prosesi wisuda terasa khidmat, menyiratkan makna besar sebagai wujud nyata pembinaan keagamaan bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Kehadiran keluarga dan wali santri menambah suasana haru, mempererat ikatan antar warga dan memberi arti mendalam bagi perjalanan pembinaan spiritual di Lapas Kelas I Malang.
Ada dua jenis wisuda yang dirayakan pada gelaran tahun ini. Pertama, Wisuda Pembelajaran Al-Qur’an Metode Ummi dengan 30 wisudawan.
Kedua, Wisuda Program Keagamaan Lanjutan yang mencakup Aqidatul Awam, Tahfidz, dan Khotib dengan 19 wisudawan.
Semua program pembinaan dilakukan secara terstruktur melalui Pondok Pesantren At-Taubah, sebagai bagian dari upaya membentuk kepribadian WBP yang religius, berakhlak, dan siap kembali ke masyarakat.

Kepala Lapas Kelas I Malang, Teguh Pamuji, menyampaikan apresiasi kepada Ummi Foundation serta seluruh pihak yang konsisten mendukung pembinaan santri di Lapas Malang.
“Terima kasih kepada Ummi Foundation, para pengajar, dan semua pihak yang telah berkontribusi sehingga WBP santri Pondok Pesantren At-Taubah mampu melahirkan guru dan santri Al-Qur’an yang hari ini diwisuda,” ujar Teguh.
Ia menegaskan bahwa pembinaan keagamaan adalah fondasi penting untuk membentuk karakter dan perubahan perilaku WBP. Keberhasilan ini, menurutnya, adalah hasil kerja bersama dan komitmen berkelanjutan semua pihak terkait.
Dalam sambutannya, Teguh juga berpesan kepada para wisudawan untuk terus menjaga semangat belajar dan memperbaiki diri.
“Semoga para WBP wisudawan terus tumbuh menjadi pribadi yang baik, bermanfaat, dan mampu membawa nilai-nilai kebaikan hingga nanti bebas dan kembali ke tengah masyarakat,” pesannya.
Kalapas menekankan pentingnya mengamalkan ilmu yang didapat secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.
Gelar Wisuda ini tidak sekadar seremonial pengakuan terhadap prestasi akademik, melainkan refleksi nyata dari komitmen Lapas Kelas I Malang untuk menghadirkan pembinaan yang berdampak nyata dan berkelanjutan bagi warga binaan.
Semangat kebersamaan, kasih sayang, serta peluang belajar yang setara menjadi jalan panjang menuju perubahan positif—bahkan di balik jeruji yang tetap berdiri. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




