MALANG POST – Wajah kawasan Simpang Empat Jalan Panglima Sudirman, Kota Batu, bakal berubah total. Persimpangan yang selama ini dikenal sebagai salah satu simpul lalu lintas tersibuk itu direncanakan disulap menjadi bundaran ikonik dengan sentuhan landmark baru.
Pemkot Batu melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) tengah menyiapkan pembangunan Bundaran Patih. Nama Patih diambil dari akronim empat ruas jalan yang bertemu di lokasi tersebut, yakni Jalan Panglima Sudirman, Jalan Trunojoyo, Jalan Indragiri dan Jalan Hasanudin.
Tak sekadar menjadi pengatur arus kendaraan, Bundaran Patih dirancang sebagai ruang kota dengan nilai estetika sekaligus identitas kuat. Di bagian tengah bundaran, akan berdiri patung Panglima Besar Jenderal Sudirman setinggi sekitar empat hingga lima meter. Uniknya, patung tersebut dirancang dapat berputar ke segala arah.
Kepala DPUPR Kota Batu, Alfi Nurhidayat menjelaskan bahwa penataan kawasan Simpang Empat Patih akan mengusung konsep boulevard atau jalan besar, serupa dengan karakter Jalan Ijen di Kota Malang.
“Di kawasan Simpang Empat Patih akan kami bangun dengan konsep boulevard agar lebih tertata, nyaman dan memiliki nilai visual yang kuat,” ujar Alfi.
Tak hanya menonjolkan unsur estetika, proyek ini juga diarahkan untuk menjawab persoalan kemacetan yang kerap terjadi, terutama saat musim liburan. Simpang Empat Panglima Sudirman selama ini menjadi salah satu titik rawan kepadatan karena berada di jalur utama menuju kawasan wisata.
“Macetnya itu terutama terjadi saat musim liburan,” kata Alfi.

LANDMARK BARU: Desain 3D Bundaran Patih yang rencananya akan dubangun tahun depan dan digadang menjadi landmark baru bagi Kota Batu. (Foto: Istimewa)
Dari sisi perencanaan, DPUPR Kota Batu telah menyiapkan anggaran sekitar Rp10 miliar untuk merealisasikan pembangunan Bundaran Patih. Proyek tersebut dijadwalkan mulai dikerjakan pada triwulan kedua tahun 2026.
“Saat ini kami sedang menyusun Detail Engineering Design (DED). Kami berharap proyek ini nantinya mendapat dukungan penuh dari masyarakat,” ungkapnya.
Penataan kawasan Bundaran Patih akan dilakukan secara menyeluruh. Selain pembangunan bundaran dan patung sebagai landmark, DPUPR juga akan membangun trotoar di sepanjang empat ruas jalan yang mengelilinginya. Pelebaran jalan turut menjadi bagian dari paket pekerjaan untuk menunjang kelancaran arus lalu lintas.
Alfi merinci, pelebaran Jalan Trunojoyo akan dilakukan di sisi kiri dan kanan. Sementara itu, Jalan Indragiri direncanakan menjadi jalur ganda dengan penutupan aliran sungai menggunakan block curvet.
“Dengan penataan di Jalan Indragiri, kami ingin arus kendaraan lebih aman dan lancar karena jalan akan semakin lebar,” jelasnya.
Ia menegaskan, pembangunan Bundaran Patih bukan semata proyek infrastruktur. Lebih dari itu, kawasan tersebut diharapkan menjadi landmark baru yang memperkuat identitas Kota Batu sebagai kota wisata dengan tata ruang yang tertata dan berkarakter.
“Bukan hanya infrastruktur, tapi juga ikon baru Kota Batu,” tegas Alfi.
Melalui pembangunan Bundaran Patih, Pemkot Batu berharap Simpang Empat Panglima Sudirman tak lagi sekadar persimpangan padat kendaraan, melainkan ruang kota yang nyaman, tertata, mampu mengurai kemacetan, sekaligus menjadi daya tarik visual baru bagi warga dan wisatawan. (Ananto Wibowo)




