MALANG POST – Menghadapi cuaca ekstrem di libur akhir tahun, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, menekankan SOP dan memetakan titik rawan bencana.
Kata Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Disparbud Kabupaten Malang, Budi Susilo memastikan persiapan menghadapi cuaca ekstrem, sudah dilakukan sejak satu bulan terakhir.
“Mulai dari pengecekan lokasi wisata, menyusun kebutuhan, hingga memperbarui rambu evakuasi dan pos pengamanan,” jelasnya saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Kamis (11/12/2025).
Budi mengatakan, SOP penanganan cuaca ekstrem pun diperketat. Termasuk kebijakan pembatasan kunjungan hingga penutupan destinasi. Seperti yang diterapkan di Clungup Mangrove Conservation pada akhir tahun mendatang.
“Hasil dari pemetaan, ada lebih dari 100 titik rawan bencana, terutama destinasi wisata alam seperti kawasan pantai di Malang Selatan.”
“Namun mitigasi bencana sudah dikoordinasikan sejak November lalu bersama stakeholder terkait. Mengingat potensi longsor, banjir dan bencana hidrometeorologi yang bisa meningkat saat cuaca ekstrem,” tegasnya.
Kepala Seksi Perencanaan Pengembangan Pemanfaatan UPT Tahura Raden Soerjo, Sadrah Devi menambahkan, seluruh sistem peringatan dan imbauan keselamatan sudah dipersiapkan lama.
Termasuk pengeras suara untuk mengarahkan pengunjung menjauhi area rawan saat cuaca ekstrem di destinasi wisata, sesuai dengan prinsip CHSE yang ditetapkan Kemenparekraf sebelumnya.
“Kami juga bakal menerapkan mekanisme buka-tutup kawasan wisata, yang akan diberlakukan ketika kapasitas sudah penuh. Tujuannya untuk menjamin keamanan wisatawan di tempat wisata,” sebutnya.
Selain itu, tambah Sadrah, pihaknya juga mendorong pengunjung untuk rutin memeriksa prediksi cuaca sebelum menentukan waktu berkunjung. Terutama bagi yang memilih berwisata ke destinasi alam.
Sehingga wisatawan bisa menikmati pengalaman berwisata yang aman, nyaman dan berkesan.
Sementara itu, dosen Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang, Dr Estikowati, SST., Par., MM., menilai, kewaspadaan pada cuaca ekstrem menjelang libur akhir tahun, sebagai hal yang perlu diperhatikan bagi wisatawan maupun pengelola destinasi.
Menurutnya, persiapan baik di semua jenis wisata sudah cukup memadai. Namun wisatawan tetap harus paham kondisi geografis Malang, jadi persiapan bisa lebih matang.
Esti menjelaskan, edukasi kepariwisataan sudah masif digencarkan oleh akademisi, pemerintah dan pokdarwis melalui media sosial.
“Sinergi itu bisa membantu meningkatkan kesadaran wisatawan terhadap aspek keselamatan, terutama ketika informasi mengenai cuaca ekstrem beredar luas dan sering berubah dengan cepat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Esti menekankan pentingnya menjaga kesehatan sebelum berwisata dan berpikir bijak dalam memilih destinasi.
Dia menilai, hal itu menjadi kunci agar liburan tetap menyenangkan meski cuaca tidak menentu. (Faricha Umami/Ra Indrata)




