MALANG POST – Wajah-wajah ceria terlihat jelas ketika ratusan ibu-ibu dan bapak-bapak pekerja PR (Pabrik Rokok) di Tulungagung antre rapi menunggu giliran menerima bantuan langsung tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT).
Senyum mereka menggema sebagai harapan di penghujung tahun yang berat ini.
Sarti, 53 tahun, salah satu penerima, bekerja di Pabrik Rokok Trubus Alami, berbagi rasa syukur yang ia rasakan. Tahun ini ia sudah menerima BLT sebesar Rp 800 ribu, dan pada hari ini menerima Rp 200 ribu lagi, sehingga totalnya mencapai Rp 1 juta sepanjang tahun.
“Rasa senang bisa menerima BLT ini cukup besar. Uang ini nanti untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Sarti dengan nada pelan namun mantap.
Admin Pabrik Rokok Trubus Alami, Farid Adhitya Prayoga, menjelaskan bahwa penyaluran BLT DBHCHT Tahun Anggaran 2025 dibagi dalam dua tahap: tahap pertama sebesar Rp 800 ribu, tahap kedua Rp 200 ribu.
“Hari ini penyaluran untuk warga Tulungagung yang ber-KTP Tulungagung. Penerima berjumlah 589 pekerja. Sisanya ada yang ber-KTP luar Tulungagung, seperti Trenggalek, Kediri, dan Blitar,” jelas Farid.

Farid berharap bantuan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan pokok dan menambah daya beli keluarga.
“Tujuan pemerintah melalui penyaluran BLT ini adalah untuk membantu meringankan beban ekonomi dan ikut memutar kembali roda perekonomian masyarakat,” imbuhnya.
Jumlah total pekerja yang terlibat di pabrik rokok sekitar 600 orang, dengan 589 penerima BLT khusus wilayah Tulungagung.
Menurut data Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung, jumlah penerima bantuan untuk pekerja rokok mencapai ribuan secara nasional. Rinciannya, untuk Tulungagung: buruh pabrik rokok 3.657 orang, buruh tani tembakau 1.923 orang, petani cengkeh 294 orang, pekerja sektor lain sekitar 501 orang, petani cengkeh 129 orang, dan masyarakat miskin yang mendapat manfaat mencapai 3.248 orang.
Secara keseluruhan, program BLT DBHCHT untuk Kabupaten Tulungagung menjangkau 9.752 orang.
Di antara mereka, Sarti dan ratusan pekerja lainnya berharap bantuan ini bisa jadi oase kecil di akhir tahun, nyata membuat perbedaan dalam kebutuhan keluarga sehari-hari, sambil tetap mengingatkan kita bahwa bantuan sosial adalah bagian penting dari jaring pengaman ekonomi komunitas. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




