MALANG POST – Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk menyampaikan, jalur Cangar-Pacet adalah yang paling tinggi potensi bencana longsor.
“Pada masa tanggap darurat bulan September sampai November, total lima kali longsor terjadi disini. Satu kali longsoran besar dan empat kali longsoran kecil,” jelasnya di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (10/12/2025).
Rinaldi menambahkan, jalur tersebut sebenarnya kewenangannya ada di Provinsi Jawa Timur. Sedangkan lereng hutan yang ada, masuk kewenangan Dinas Kehutanan Provinsi Jatim UPT Raden Soerjo. Pihaknya juga sudah upayakan koordinasi, supaya segera dilakukan penanganan.
Sementara itu dari hasil asesmen, total ada enam titik rawan. Seperti Kutukan Sendi dan Tikungan Gajah Mungkur.
“Sejauh ini kami sudah mengupayakan beberapa hal. Seperti pemasangan rambu dan Early Warning System atau EWS. Jadi EWS ini akan bunyi ketika ada pergerakan tanah,” sebutnya.
Kabag Ops Polres Batu, Kompol Anton Widodo menambahkan, penutupan jalur Cangar – Pacet sempat dilakukan selama dua minggu pasca longsor.
“Saat ini sudah kembali dibuka, tapi menyesuaikan kondisi cuaca. Ketika hujan khususnya di titik kutukan sendi, maka jalur ditutup,” jelasnya.
Kata Kompol Anton, pembukaan jalur saat ini dibatasi. Mulai pagi sampai jam 19.00 saja dibuka. Selepas itu kondisi jalan ditutup. Pengawasan di jalur ini juga dibantu oleh Tahura Raden Soerjo/
“Jalur ini memang jadi alternatif oleh banyak orang khususnya petani sayur untuk mengarah ke Mojokerto dan Surabaya.”
“Mereka mengeluhkan, ketika harus putar arah lewat pandaan cukup berat di ongkos perjalanannya. Sehingga diharapkan penanganan sepenuhnya jalur ini bisa segera diselesaikan,” sebut Kompol Anton.
Sedangkan pakar transportasi Universitas Widya Gama, Prof. Dr. Ir. Aji Suraji, ST, MSc. IPU, ASEAN Eng., membenarkan medan jalur Cangar – Batu – Mojokerto, memang sangat rawan longsor. Karenanya, langkah-langkah mitigasi bisa diupayakan.
“Untuk jangka pendek yang bisa dilakukan, dengan sistem buka tutup. Jadi ketika cuaca mulai hujan sebaiknya jalur mulai ditutup saja.”
“Untuk jangka panjangnya, karena ini kewenangan di Pemprov Jawa Timur, maka perlu dilakukan analisis longsoran. Sehingga pada titik rawan itu bisa dibangun dinding penahan lereng,” sebutnya. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)




