TERTANGANI: Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat membantah tudingan DPRD, soal ketidakseriusan dalam penanganan bencana banjir di Kota Malang. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Kalangan DPRD Kota Malang menuding Pemkot Malang, tidak serius dalam menangani banjir. Sikap tersebut muncul saat rapat koordinasi (rakor) bersama Tim Penanggulangan Bencana, Senin (8/12/2025) malam.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, langsung menyangkal. Justru pihaknya mempertanyakan indikasi ketidakseriusan yang dipakai kalangan wakil rakyat, terhadap kinerja Pemkot Malang untuk menangani bencana.
“Kalau soal penanganan banjir, kami sudah membuat masterplan. Diharapkan pada 2028 mendatang, banjir sudah benar-benar teratasi.”
“Ada juga bantuan pembangunan drainase dari Pemprov Jatim, untuk menangani banjir di kawasan Soehat. Tahun depan, kita juga dapat bantuan dari bank dunia juga untuk penanganan banjir.”
“Semuanya tentu berproses. Tidak bisa spontan diselesaikan. Kami pun hadir di tengah-tengah warga yang terdampak,” tandas Wahyu, Selasa (9/12/2025).
Hanya saja, Wahyu mengakui masih perlu waktu, untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian warga Kota Malang, untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Karena saat hujan dengan intensitas tinggi kembali melanda, pihaknya masih melihat banyak sampah yang menghambat aliran air.
“Penanganan banjir tidak bisa parsial. Butuh kebersamaan untuk menyelesaikannya.”
“Taruhlah kita dari Pemkot Malang sudah berbuat maksimal. Jika masyarakatnya belum sadar dan peduli terhadap pembuangan sampah sembarangan, tentu sampai kapanpun persoalan banjir tak terselesaikan,” sambung mantan Sekda Kabupaten Malang.
Wahyu lantas menyebut, beberapa faktor yang menjadi penyebab banjir, seperti sedimen sungai cukup dangkal, intensitas hujan tinggi, serta kiriman aliran air dari Kota Batu juga lumayan besar. Hingga menyebabkan boozem yang ada meluber, karena banyaknya sampah di sungai dan drainase.
“Kami akui, resapan air atau sumur injeksi butuh diperkuat lagi diberbagai tempat.”
“Alih fungsi persawahan menjadi bangunan dan hunian, juga ikut mempengaruhi. Jadi penanganan bencana banjir ini terlalu komplek, harus berkolaborasi atau bersama-sama dalam menyelesaikannya,” ujarnya.
Terpisah, Sekkota Malang, Erik Setyo Santoso menyangkalnya pihaknya tidak hadir berulangkali saat rapat dengan DPRD. Utamanya terkait pembahasan penanggulangan bencana banjir di Kota Malang.
Pihaknya hanya mengaku sekali tidak hadir, dalam rapat koordinasi Senin (8/12/2025) kemarin. Karena dalam kondisi kurang enak badan.
“Kondisi saya kurang sehat. Bahkan hari ini pun (Selasa, 9/12/2025) masih harus ke dokter lagi. Karena sebelumnya banyak kegiatan yang harus pakai sepeda motor dan sempat kehujanan.”
“Kalau rapat soal penanggulangan bencana, saya selalu hadir. Ya baru kemarin (Senin) tidak bisa hadir,” jawab Sekkota saat dihubungi via ponselnya, Selasa (9/12/2025). (Iwan Irawan/Ra Indrata)




