Walikota Malang, Wahyu Hidayat, bersama Ketua Koni Kota Malang, Djoni Sudjatmoko, hadiri Raker Koni Kota Malang 2025. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
MALANG POST – Meski Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) X yang akan digelar di Surabaya masih jauh, yaitu tahun 2027, Kota Malang telah berani memasang target tinggi. Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 222 medali emas.
Hal ini disampaikan Ketua Koni Kota Malang, R Djoni Sudjatmoko, sewaktu Rapat Kerja (Raker) 2025 di Malang Creative Center (MCC), Minggu (7/12/2025). Raker dibuka Walikota Malang, Wahyu Hidayat, dan dihadiri Ketua Koni Jatim, M Nabil.
Menurutnya, target itu dipatok, setelah mendengar Surabaya mematok target 250 medali emas saat menjadi tuan rumah Porprov X nanti. Karena itu, Djoni meminta para cabang olahraga (cobor) bersungguh-sungguh membina atlet. Terutama, yang berpotensi bisa meraih medali di Porprov.
Raker Koni Kota Malang diawali dengan penampilan barongsai dan penampilan atlet Kempo di nomor embu beregu putri. “Agenda ini digelar dalam rangka pematangan strategi menuju Porprov X di Surabaya,” jelas Djoni.
Djoni mengucapkan terimakasih kepada para cabor atas capaian prestasi hingga mengukir sejarah baru. Yaitu, selama ikut Porprov 1 sampai 9, baru kali ini capaian medali emas, perak dan perunggu di.atas 100. “Capaian itu baru Surabaya dan Kota Malang yang mengukirnya,” paparnya.
Target 222 emas itu, menurut Djoni ada kenaikan yang signifikan dibanding Porprov IX. Karena itu melalui Raker ini, mari kita evaluasi bersama apa yang telah kita lakukan guna perbaikan Koni, cabor dan prestasi Kota Malang pada kejuaraan selanjutnya.
“Dengan apa yang telah kita raih pada Porprov IX, besar harapan saya untuk tidak berpuasa diri, dan tetap semangat untuk meningkatkan prestasi Kota Malang pada Porprov X tahun 2027 di Surabaya,” ujar Djoni.
Sebagai bahan evaluasi Porprov IX dan untuk mempersiapkan Porprov X, Djoni berharap agar diperhatikan beberapa hal. Yaitu, masing-masing cabor punya data atlet yang menjadi kompetitor, termasuk data usianya. “Data ini penting untuk dasar perencanaan target perolehan medali masing-masing cabor pada Porprov X nanti,” jelasnya.
Kedua, terus menerus memantau perkembangan atlet masing-masing cabor, baik internal maupun eksternal. Ketiga, terus menerus dilakukan koordinasi dengan Koni, khususnya Binpres, untuk memantau perkembangan atlet, baik yang berasal dari Kota Malang maupun atlet kompetitor dari daerah lain sebagai dasar strategi pelatihan.

Sekretaris Koni Kota Malang, Joko Purwosusanto, serahkan bendera dua anggota Koni Kota Malang, yaitu Ski Air dan Pickleball. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Sementara Ketua KONI Jatim, M Nabil menegaskan bahwa agenda raker itu menjadi langkah awal penting untuk mempertahankan capaian Kota Malang pada gelaran Porprov IX. “Ini momentum untuk mempersiapkan Porprov X di Surabaya, minimal bisa mempertahankan posisi kedua,” ujarnya.
Menurut Nabil, penguatan organisasi cabor menjadi pekerjaan besar KONI Kota Malang. Ia meminta agar pembentukan cabor-cabor baru yang sudah ada di tingkat provinsi segera diprioritaskan.
Lebih jauh, Nabil menilai Kota Malang telah memiliki potensi besar untuk melahirkan atlet berkelas internasional, terutama nomor pertandingan individual. Potensi itu dinilai harus ditangani secara fokus dan berkelanjutan.
“Harus ada Arek Malang yang bisa berprestasi di level internasional. Caranya, atlet harus ikut event-event internasional, jangan hanya berhenti besar di sini saja,” lanjutnya.
Ia menyebut daerah lain seperti Pacitan, Surabaya, hingga NTB yang sudah berhasil menelurkan atlet berprestasi dunia, menjadi pembuktian bahwa Kota Malang pun dapat melakukan hal serupa.
“Pacitan bisa, Surabaya bisa, NTB bisa. Kota Malang seharusnya bisa,” tegas Nabil.
Nabil juga memberikan apresiasi kepada Walikota Malang, Wahyu Hidayat yang dinilai memiliki kepedulian tinggi terhadap dunia olahraga. Ia menyebut kolaborasi antara KONI, Pemkot Malang, dan DPRD sebagai kekuatan utama dalam meningkatkan prestasi atlet.
“Perhatian Walikota Malang luar biasa. Kolaborasi antara KONI, Pemkot, dan DPRD ini modal besar untuk meningkatkan prestasi olahraga,” kata Nabil.
Nabil menilai pembinaan yang tepat dan kontinuitas program dapat membuat beberapa cabor unggulan Kota Malang menembus arena internasional. “Ada beberapa cabor potensial. Tinggal bagaimana mengemas dan memaksimalkannya,” tandasnya.
Terpisah Walikota Malang, Wahyu Hidayat menegaskan bahwa raker KONI 2025 menjadi langkah evaluatif menuju Porprov X di Surabaya. “Porprov IX kemarin bisa dijadikan evaluasi untuk langkah di Porprov X mendatang,” kata Wahyu.
Wahyu memastikan meskipun ada efisiensi anggaran, Kota Malang tetap memaksimalkan pembinaan atlet dan menjaga prestasi yang telah dicapai.
“Dalam kondisi ini kita yakin cabor akan mencari strategi terbaik untuk mempertahankan prestasi, bahkan melampaui capaian sebelumnya,” ujarnya.(Eka Nurcahyo)




