PIMPINAN: Kepala KpwBI Malang, Febrina, ketika memberikan informasi kepada Wali Kota Malang, yang berkunjung ke salah satu stand di even Gerakan Pangan Murah. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Survei Konsumen Bank Indonesia Malang pada November 2025, mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga pada level optimis (indeks >100). Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2025, tercatat sebesar 159,9 sekalipun termoderasi dari bulan sebelumnya sebesar 161,5.
Dalam rilis yang diterima Malang Post, Jumat (5/12/2025), Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Febrina, menjelaskan, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini tetap kuat. Itu setelah Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) November 2025 sebesar 147,3 (dengan indeks >100). Relatif stabil meskipun sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 149,6.
“IKE yang sedikit lebih rendah, bersumber dari indeks ketersediaan lapangan kerja dan indeks penghasilan saat ini.”
“Indeks ketersediaan lapangan kerja pada November 2025, tercatat sebesar 142,0, lebih rendah 4,2 poin dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 146,2,” jelas Febrina.
Sementara indeks penghasilan pada November 2025, tercatat sebesar 151,0, lebih rendah 3,3 poin dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 154,3.
Adapun indeks pembelian durable goods pada November 2025 tercatat sebesar 149,0, sedikit meningkat sebesar 0,8 poin dari bulan sebelumnya sebesar 148,2.
Ekspektasi konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi 6 bulan ke depan, juga terpantau tetap solid.
Hal ini tecermin dari IEK November 2025 tercatat sebesar 172,5 (dengan indeks >100), relatif stabil meskipun sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 173,4.
Berdasarkan komponen pembentuk, IEK yang sedikit lebih rendah bersumber dari indeks ekspektasi penghasilan dan indeks ketersediaan lapangan kerja.
Pada November 2025, indeks ekspektasi penghasilan dan indeks ketersediaan lapangan kerja masing-masing termoderasi sebesar 5,7 poin dan 3,1 poin menjadi 176,0 dan 169,5. Sementara itu, indeks ekspektasi kegiatan usaha tercatat sebesar 172,0, meningkat 6,0 poin dari bulan sebelumnya sebesar 166,0.

Gerakan Pangan Murah Diserbu Warga
Sementara itu, di hari kedua pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM), yang digelar KPwBI Malang bersama Pemkot Malang, tetap menarik animo warga Kota Malang dan sekitarnya.
Sejumlah komoditas strategis yang disiapkan, ludes diserbu pengunjung. GPM yang digelar sejak Kamis (4/12/2025) kemarin, memang dilakukan untuk menjaga stabilitas harga menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
Harga komoditas yang dijual, relatif lebih murah dibanding harga di pasaran. Karena harganya mengikuti level produsen dan distributor. Plus ada bantuan subsidi ongkos distribusi.
Bulog dalam kesempatan tersebut, memasarkan beras dari berbagai kualitas. Ditambah minyak goreng dan gula pasir.
Perumda Tunas, menyediakan beras dan tepung, daging, ayam, telur. Komoditas cabai yang kerap memicu inflasi, juga disiapkan sekalipun dengan volume yang terbatas.
Dalam kesempatan tersebut, Febrina menyebut, sampai saat ini harga bahan pokok di Kota Malang masih relatif stabil. Meski menjelang Nataru ini, pihaknya tetap mewaspadai melonjaknya permintaan di akhir bulan.
“GPM diharapkan dapat menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan sekaligus menekan potensi lonjakan harga jelang Nataru.”
“Semoga GPM hari ini hingga besok membawa keberkahan dan membantu kebutuhan masyarakat Kota Malang,” ujar Febrina.
Yang menarik lagi, dalam GPM yang digelar di samping Balai Kota Malang tersebut, tidak hanya menjajakan komoditas pangan. Sejumlah instansi pemerintah, juga membuka layanan langsung kepada masyarakat.
Diantaranya layanan pajak daerah, administrasi kependudukan, layanan perizinan dan informasi perlindungan konsumen dan SLIK dari OJK. Menjadikan GPM yang rencananya akan rutin digelar tersebut, menjadi pusat pelayanan terpadu bagi warga Kota Malang.
Bank Indonesia Malang sendiri, dalam kesempatan tersebut juga menekankan komitmen digitalisasi melalui QRIS Experience. KPwBI Malang, mengajak masyarakat membiasakan transaksi nontunai.
Bahkan dengan adanya musibah banjir bandang di Aceh dan Sumatera, Bank Indonesia membuka kanal donasi via QRIS, untuk membantu masyarakat yang terdampak. (*/Ra Indrata)




