MALANG POST – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali memperlihatkan komitmennya sebagai pusat inovasi bagi mahasiswa nasional lewat peresmian Kontes Kapal Indonesia (KKI) dan Abdidaya Ormawa 2025. Ini menjadi kali pertama dan kedua acara besar tersebut dipentaskan dalam satu panggung yang sama.
Gelaran meriah pada Kamis, 4 Desember 2025, di Hall Dome UMM ini tidak hanya semata soal kompetisi, tetapi juga sebuah momen kepercayaan yang lebih luas. UMM dipercaya lagi menjadi tuan rumah KKI untuk keempat kalinya. Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus hadir dengan karya terbaik mereka, menciptakan suasana yang penuh energi, kolaborasi dan kreativitas.
Mendikbudristek Prof. Dr. Brian Yulianto, M.Eng., Ph.D., secara tulus menyampaikan apresiasi kepada UMM atas konsistensi dalam membangun ekosistem inovasi. Ia menekankan bahwa penyelenggaraan terpadu KKI dan Abdidaya adalah momen penting untuk memperkuat budaya riset, rekayasa teknologi dan pengabdian masyarakat. Bagi negara, kedua ajang ini lebih dari sekadar lomba tahunan. Ini investasi strategis untuk menyiapkan generasi muda yang berani menghadapi ketidakpastian, piawai menciptakan solusi berbasis sains, serta memiliki kepedulian sosial yang kuat.
“KKI adalah arena inovasi maritim yang memperkuat visi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Abdidaya menunjukkan bagaimana mahasiswa membaca kebutuhan masyarakat melalui program-program yang inovatif dan berkelanjutan. Ada tiga pelajaran utama: keberanian menghadapi masalah, kemampuan mencari solusi berbasis ilmu dan teknologi, serta komitmen pada keberlanjutan. Lomba ini adalah investasi untuk melahirkan pemimpin masa depan. Jangan sekadar mengejar juara, tetapi hadirkan karya yang berdampak dan bisa direplikasi,” tegasnya.

Di sisi lain, Ketua Pelaksana, Amrul Faruq, M.Eng., Ph.D., menilai tahun ini sebagai momen bersejarah karena untuk pertama kalinya KKI dan Abdidaya digelar secara terpadu. Tercatat 93 perguruan tinggi berpartisipasi dengan 131 tim KKI dan 119 tim Abdidaya. Angka tersebut menunjukkan peningkatan antusiasme yang sangat signifikan terhadap inovasi maritim dan pemberdayaan masyarakat.
Ia menambahkan bahwa kualitas karya para peserta meningkat pesat. “Desain kapal, sistem kontrol, dan pendekatan teknis para mahasiswa semakin cerdas dan efisien. Abdidaya juga terus menjadi rujukan nasional dalam menilai program pengabdian masyarakat yang berorientasi pada keberlanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III UMM, Dr. Nur Subeki, MT., menekankan bahwa ajang ini tidak hanya melatih kemampuan teknis, tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan dan mental kompetitif mahasiswa. Ruang kolaborasi lintas kampus seperti ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi persaingan global.
“Keberanian tampil dan membawa nama almamater adalah nilai penting dalam proses pembentukan calon pemimpin bangsa. Mereka bukan sekadar peserta lomba; mereka adalah generasi masa depan yang sedang ditempa,” tutupnya. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




