MALANG POST – Anggota Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Dr. Purnawan Dwikora Negara, saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk, menjelaskan, bencana ekologis bisa saja terjadi akibat dari kebijakan yang tidak tepat.
Dicontohkan saja hal kecil soal sampah. Dari awal memang digencarkan, supaya masyarakat memilah dan memilih sampah.
“Tetapi tidak ada kebijakan tegas, yang mengarah pada pengelolaan sampah sampai benar-benar selesai. Tak heran kalau sekarang masih banyak sampah yang ditemukan di sungai, termasuk lindi sampahnya,” katanya di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (3/12/2025).
Purnawan menambahkan, ketika kebijakan itu tidak tegas, maka sikap manusia yang tidak sesuai aturan, akan dengan mudah dilakukan. Seperti alih fungsi lahan hijau.
Pakar Geoteknik dan Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Ir. Eko Andi Suryo menambahkan, Malang Raya sebagai wilayah yang lengkap. Bentangan alam yang ada mulai dari daerah pegunungan sampai pesisir pantai.
“Tentunya dengan daerah yang beragam ini, memiliki potensi bencana beragam. Mulai dari rawan banjir sampai longsor.”
“Belum lagi kawasan Malang Selatan, rawan kekeringan. Karena pengambilan air tanah yang cukup masif,” ujarnya.
Eko menambahkan, potensi bencana ekologis yang terjadi, bukan hanya karena faktor cuaca. Tapi juga ada faktor manusia. Mulai dari pergeseran fungsi hutan jadi pemukiman, sampai dijadikan tempat tempat wisata.
Sementara itu, Plt Kalaksa BPBD Kota Batu, Suwoko menyampaikan, langkah-langkah mitigasi sudah mulai dilakukan. Salah satunya dengan masifnya sosialisasi di lingkungan pendidikan.
Dengan harapan, pemahaman lingkungan terkait karakteristik dan potensi bencana yang timbul.
Pihaknya juga sempat melakukan penanaman 2.800 pohon. Pohon yang ditanam ada yang jenisnya keras dan ada yang menghasilkan buah sehingga bernilai ekonomis.
“Semua harus terlibat dalam mitigasi bencana yang terjadi. Jadi bukan hanya tugas pemerintah saja, tapi juga peranan masyarakat bisa dimaksimalkan,” tandasnya. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)




