Oleh: Rafida C.A., S.Kel
Wilayah pesisir Malang Selatan, dikenal dengan keindahan alam dan potensi wisata yang tinggi.
Namun, tantangan berupa kerusakan hutan mangrove akibat alih fungsi lahan, abrasi dan pembukaan kawasan wisata, menjadi ancaman serius bagi ekosistem dan mata pencaharian masyarakat pesisir.
Kerusakan ini sempat meluas menjadi lebih dari separuh, dari total 344 hektare kawasan mangrove di pesisir Malang Selatan.
Pemerintah daerah dan berbagai komunitas lokal, terus mendorong pendekatan Integrated Coastal Zone Management (ICZM). Termasuk rehabilitasi dan konservasi, untuk menjamin kelestarian pesisir serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu strategi yang diambil, adalah pemulihan dan penanaman mangrove secara berkelanjutan. Terutama di wilayah rawan abrasi, seperti Pantai Tamban.

Sebagai bentuk dukungan terhadap program Kebun Bibit Desa (KBD), mahasiswa aktivis dan masyarakat sekitar, yang didampingi oleh Gunung Phiting Mangrove Conservation (GPMC), melakukan penanaman bibit mangrove di daerah sekitar Pantai Tamban, pada Jumat (28/11/2025) lalu.
Kegiatan ini dilaksanakan di daerah sekitar kawasan Pantai Tamban, Malang Selatan, dengan jumlah total 650 bibit mangrove, yang berjenis Bruguiera dan Rhizopora.
Penanaman mangrove di bagi menjadi dua lokasi. Yaitu bagian bukit bagian timur dan sungai bagian selatan.
Besar harapannya melalui kegiatan ini, Gunung Phiting Mangrove Conservation (GPMC), dapat terus melestarikan kawasan pesisir Malang Selatan.
Selain itu, harapannya dengan adanya kegiatan ini, konservasi di wilayah pesisir dapat terus diperjuangkan dan mampu memberi dampak baik untuk sekitarnya. (***)




