MALANG POST – Upaya pemulihan pasca banjir bandang yang merusak jaringan air bersih di Kota Batu mulai digencarkan. Wali Kota Batu Nurochman memimpin apel kesiapsiagaan sekaligus membuka aksi revitalisasi dan bersih-bersih di Titik Nol Sumber Darmi, kawasan hulu Coban Rais.
Kawasan itu merupakan lokasi krusial yang menjadi salah satu sumber distribusi air Perumdam Among Tirto. Banjir bandang yang terjadi sebelumnya menyapu jaringan pipa sepanjang kurang lebih 300 meter.
Dampaknya sekitar 4.000 kepala keluarga mengalami gangguan layanan air bersih. Kondisi itu membuat Titik Nol Sumber Darmi kini menjadi pusat perhatian pemulihan.
“Pemulihan jaringan air bersih harus benar-benar kita prioritaskan, karena fungsinya vital bagi masyarakat,” tegas Cak Nur sapaan Nurochman, Jumat (28/11/2025).
Ia menuturkan kerusakan pipa di jalur hulu bukan sekadar rusak ringan, melainkan rusak berat karena material lumpur. Sebab itu, pemerintah perlu turun langsung memastikan langkah intervensi yang tepat dan cepat.
Selain memberi instruksi pemulihan, Cak Nur juga menyampaikan apresiasi kepada Perumdam Among Tirto yang dinilai bergerak cepat dalam penanganan awal pascabencana. Respons sigap tersebut, kata dia, sangat penting mengingat besarnya dampak bagi warga.
“Kami mengapresiasi gerak cepat Perumdam karena sekitar 4.000-an KK terdampak. Sinergi seperti ini harus terus dijaga dalam kondisi darurat,” ujarnya.

BERSIH-BERSIH: Wali Kota Batu, Nurochman bersama personel gabungan melakukan bersih-bersih dan pengecekan saluran air PDAM yang rusak pasca banjir bandang. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Usai apel, Cak Nur langsung menuju area hulu Titik Nol Sumber Darmi, ia didampingi relawan dan petugas teknis. Di lokasi, sejumlah pipa terlihat terputus dan jalur aliran tertutup material banjir.
Cak Nur turut membantu membersihkan tumpukan ranting dan sedimen lumpur, sekaligus meninjau jalur pipa yang akan dinormalisasi. Suasana kebersamaan terasa cair ketika ia duduk makan bersama relawan di tengah udara sejuk Coban Rais.
“Apa yang teman-teman kerjakan di lapangan ini sangat menentukan seberapa cepat layanan air bisa kembali normal,” katanya.
Saat ini, proses utama di lapangan masih difokuskan pada membuka kembali jalur pipa dari material banjir, agar aliran air bisa segera mengalir menuju instalasi distribusi.
Terkait pendanaan, Pemkot Batu tengah mengkaji kemungkinan penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT). Namun Cak Nur menegaskan mekanisme BTT tidak bisa sembarangan digunakan.
“BTT itu perlu kajian karena harus memenuhi unsur kedaruratan. Dampaknya terhadap masyarakat luas inilah yang harus kita pastikan. Kalau memenuhi, BTT bisa menjadi opsi. Karena itu saya ingin melihat langsung kondisinya,” jelasnya.
Ia juga menekankan seluruh proses akan ditempuh secara prosedural. SK penetapan bencana maupun penggunaan anggaran harus dikeluarkan berdasarkan data faktual di lapangan.
“Semua harus sesuai aturan. Yang penting, pemulihan berjalan cepat tapi aman secara hukum,” tambahnya.
Direktur Perumdam Among Tirto, Achmad Yusuf menambahkan, bahwa pihaknya memiliki dana internal yang bersumber dari kontribusi PAD dan dapat dialokasikan untuk percepatan pemulihan.
“Ada dana yang sudah kami siapkan. Namun mekanisme pemanfaatannya diatur regulasi, termasuk perlunya SK bencana dan persetujuan dari KPM,” jelasnya.
Yusuf menilai, penggunaan dana internal Perumdam relatif lebih cepat dibanding mekanisme perubahan anggaran pemerintah karena birokrasi lebih ramping. Meski begitu, pihaknya tetap menempatkan kepatuhan regulasi sebagai prioritas.
“Kami ingin percepatan terjadi, tapi harus tetap aman. Semua tahapan akan kami lalui sesuai ketentuan,” tutupnya. (Ananto Wibowo)




