MALANG POST – Pesona Kota Batu kembali terbukti mampu memikat wisatawan mancanegara (wisman). Sepanjang tahun ini, sedikitnya 8.892 wisman tercatat sudah berkunjung ke kota berjuluk de Kleine Zwitserland itu. Menariknya, tamu asing yang datang paling banyak didominasi wisatawan dari Malaysia.
Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu, Onny Ardianto mengungkapkan bahwa Malaysia menempati peringkat teratas negara penyumbang wisman terbanyak tahun ini. Total ada 4.515 wisman asal Malaysia, atau setara 44,51 persen dari seluruh kunjungan turis asing ke Kota Batu.
“Di posisi kedua Belanda. Ada 1.361 wisatawan dari negeri kincir angin yang datang ke Kota Batu,” jelas Onny, Senin (24/11/2025).
Peringkat ketiga diduduki Singapura dengan 1.028 wisman, disusul Arab Saudi dengan 491 wisman dan negara-negara ASEAN lainnya sebanyak 365 wisman. Dari kawasan Eropa, kunjungan dari Perancis mencapai 344 orang, sementara negara-negara Eropa lain menyumbang 236 wisatawan.
Arus wisman juga datang dari Thailand sebanyak 185 wisatawan, Amerika Serikat 284 wisatawan, serta Tiongkok sebanyak 183 wisatawan.
Onny menegaskan pihaknya terus menggenjot promosi internasional demi menarik lebih banyak turis asing. Kolaborasi dengan biro perjalanan juga terus diperkuat.
“Jika ada travel agent yang membawa rombongan besar, misalnya satu bus atau lebih, kami bisa siapkan penyambutan khusus. Mungkin bisa berupa tarian tradisional, atau kami sediaka city tour,” bebernya.
Tidak hanya wisatawan asing, kunjungan wisatawan domestik tetap menjadi tulang punggung sektor pariwisata Kota Batu. Jawa Timur masih menjadi penyumbang terbesar dengan 4.210.530 wisatawan yang datang ke Kota Batu sepanjang tahun.
Selanjutnya disusul Jawa Tengah dengan junlah 103.536 wisatawan, DKI Jakarta sebanyak 77.483 wisatawan, Jawa Barat sebanyak 67.578 wisatawan dan DI Yogyakarta sebanyak 35.289 wisatawan.

JEEP OFFROAD: Salah satu wisman dari Korea Selatan saat menikmati Jeep Offroad di Wana Wisata Coban Talun Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Jika dijumlahkan, total kunjungan wisatawan ke Kota Batu hingga 17 November 2025 telah mencapai 4.607.546 orang. Angka ini menunjukkan bahwa Kota Batu tetap menjadi magnet utama bagi wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Tren ini menunjukkan Kota Batu masih sangat diminati. Kami akan terus berinovasi agar pengalaman wisata di Kota Batu semakin berkesan,” tutuprnya.
Dengan angka yang terus merangkak naik, optimisme sektor pariwisata Kota Batu jelang libur akhir tahun 2025 semakin tinggi. Kota berhawa sejuk itu diprediksi bakal kembali menjadi destinasi favorit bagi wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Sebelumnya, untuk melakukan perhitungan jumlah wisatawan secara akurat Disparta Kota Batu mulai menerapkan Mobile Data Positioning (MDP). Dengan MDP, perhitungan tidak lagi bertumpu pada pencatatan manual, melainkan pada deteksi mobilitas perangkat telekomunikasi.
“Mulai bulan November ini perhitungan jumlah wisatawan menggunakan MDP. Cara itu bisa menghitung wisatawan berdasarkan gadget-nya, berapa yang masuk ke Kota Batu,” ujar Onny.
Agar data yang dihasilkan benar-benar menggambarkan wisatawan, Disparta terlebih dahulu melakukan proses eliminasi. “Misalnya warga Kota Batu atau ASN Pemkot Batu yang tinggal di luar kota, datanya sudah kami bersihkan. Kemudian mana yang benar-benar masuk ke Kota Batu, misalnya hanya sebulan sekali yang terekam itulah yang kami kategorikan sebagai wisatawan,” jelasnya.
Teknologi MDP sendiri memiliki keunggulan karena mampu menangkap pergerakan manusia secara presisi dalam ruang dan waktu. Data berbasis mobilitas ini berpotensi besar digunakan sebagai indikator statistik, terutama untuk sektor pariwisata, transportasi, hingga kependudukan.
Onny mengakui bahwa perhitungan jumlah wisatawan selama ini masih banyak mengandalkan metode manual, yang membuat tingkat akurasinya belum optimal. Dengan hadirnya MDP, ia optimistis informasi yang diperoleh bakal lebih cepat dan tepat, terutama memasuki puncak liburan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
“Nanti saat momen Nataru, InsyaAllah kita sudah bisa mendapatkan data bulan November. Jadi kita bisa memperkirakan titik-titik mana yang akan ramai di bulan Desember,” tutupnya. (Ananto Wibowo)




