MALANG POST – Pengukuhan tiga profesor baru Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berlangsung meriah, Sabtu 22 November 2025.
Seremonial diiringi puluhan moge (motor gede) dari rektorat UMM menuju Dome UMM, menandai momen penting dalam perkembangan akademik kampus tersebut. Ketiga profesor baru itu adalah Prof. Dr. Moh. Mahfud Effendi, MM.; Prof. Dr. Lud Waluyo, Drs., M.Kes dan Prof. Dr. Atok Miftachul Hudha, M.Pd.
Para guru besar ini memiliki bidang kepakaran yang beragam, mulai dari pengembangan kurikulum, microbiologi lingkungan, hingga Ilmu Pendidikan Bioetika. Kehadiran mereka memperkuat posisi UMM sebagai kampus dengan lonjakan kualitas akademik yang signifikan; saat ini UMM telah memiliki lebih dari 79 guru besar.
Rektor UMM, Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., dalam sambutannya menegaskan bahwa bertambahnya guru besar bukan sekadar pencapaian institusional, melainkan sumber energi baru bagi kemajuan bangsa. Ia menekankan pentingnya sinergi lintas disiplin untuk mengakselerasi transformasi peradaban.
“Penguatan sains, teknologi, sosial, dan humaniora harus terus dilakukan agar UMM mampu mendorong transformasi pendidikan dan memberi manfaat luas bagi masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nazaruddin menyoroti dampak peningkatan jumlah guru besar terhadap minat masyarakat untuk melanjutkan studi di UMM serta potensi kerjasama dengan dunia industri, sektor usaha, dan pemangku kepentingan lainnya.
Peningkatan kualitas dosen dan tenaga kependidikan, infrastruktur akademik, serta tata kelola keuangan yang lebih baik dinilai akan mempercepat laju kemajuan kampus.

“Mengejar peringkat boleh saja, tetapi jangan lupa terus memperbaiki mutu proses dan dampak positif yang bisa kita berikan pada masyarakat luas,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMM, Prof. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.A.P., memberikan apresiasi tinggi atas capaian kampus putih tersebut. Ia menegaskan guru besar merupakan salah satu ukuran kualitas sebuah kampus.
Kehadiran mereka menjadi inspirasi bagi orang tua untuk menilai kemajuan institusi pendidikan. Menurut Muhadjir, ketiga profesor baru ini memiliki visi bersama untuk menciptakan masa depan Indonesia yang lebih hijau, adil, dan berkelanjutan.
“Saya berharap UMM menjadi pelopor dalam perwujudan Indonesia yang semakin hijau dan berkelanjutan. Pembangunan tidak boleh merusak, melainkan memastikan masa depan yang lebih baik bagi semua,” katanya.
Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, Teknologi, dan Teknologi Informasi (DTI) melalui wakilnya, Prof. Dr. Fauzan, M.Pd., menekankan peran krusial perguruan tinggi dalam mempersiapkan Indonesia menuju visi 2045. Ia menekankan bahwa kekuatan bangsa tidak hanya bergantung pada sumber daya alam, tetapi juga kualitas sumber daya manusianya.
Fauzan juga menyoroti pentingnya konsep credential micro, sebuah model pembelajaran lintas disiplin yang memungkinkan siapa saja dari berbagai latar belakang meningkatkan kompetensi dan berkontribusi pada masa depan Indonesia Emas.
Momen ini diharapkan semakin mempererat posisi UMM sebagai kampus unggul yang konsisten dalam pengembangan akademik serta memperluas peluang kolaborasi dengan industri dan komunitas luas demi kemajuan nasional. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




