MALANG POST – Influenza bukan hanya kata yang akrab di telinga masyarakat, namun ternyata merujuk pada virus penyebab penyakit flu. Perbedaan antara influenza dan pilek yang sering disebabkan rhinovirus juga perlu dipahami publik.
Menurut dr. Ifa Mufida, MMRS dari Klinik Pratama UM, influenza dibedakan menjadi empat jenis utama: A, B, C dan D.
Dari keempatnya, hanya A, B dan C yang dapat menginfeksi manusia, sementara influenza D tidak menyerang manusia dan ditemukan pada hewan seperti sapi.
Jenis influenza A adalah yang paling sering menyebabkan wabah dan pandemi. Virus ini memiliki banyak subtipe, termasuk H1N1 dan H3N2, yang sering berubah-ubah dan sangat menular.
Sementara influenza B umumnya menyebabkan wabah musiman dengan skala lebih kecil dan penyebarannya lebih terkendali karena lebih stabil dibanding A.
Influenza C biasanya menyebabkan infeksi ringan seperti batuk dan pilek biasa dan jarang menimbulkan wabah. Influenza D tidak menginfeksi manusia.
Saat ini, influenza A sedang mengalami peningkatan kasus di berbagai belahan dunia, dengan subtipe H3N2 menjadi dominan, terutama di Asia Tenggara.
Fenomena ini juga terlihat di Indonesia sejak awal Oktober 2025, dengan lonjakan kasus rawat inap meskipun pemerintah menegaskan situasi masih terkendali.
Masyarakat diminta tetap waspada, tidak panik, terutama jika gejala flu muncul mendadak.
Gejala influenza A mirip selesma: demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan kelelahan. Nyeri otot, menggigil, sakit kepala, serta lemas berat juga lazim terjadi pada 2–3 hari pertama infeksi.
Gejala bisa berlangsung lebih lama bagi mereka dengan daya tahan tubuh menurun. Lingkungan ramai, ruang tertutup, dan perubahan cuaca mempercepat penyebaran virus, yang menular melalui droplet saat batuk, bersin, atau berbicara, maupun melalui permukaan benda yang terkontaminasi.
Orang dengan daya tahan tubuh lemah—lansia, balita, ibu hamil, dan penderita penyakit kronis—lebih rentan tertular. Kebiasaan tidak mencuci tangan, tidak memakai masker saat sakit, serta kurangnya kebersihan benda sering disentuh mempercepat penyebaran.
Vaksin influenza tahunan menjadi pilihan perlindungan terbaik, meski tidak ditanggung BPJS sehingga pedagangannya mandiri.
Isolasi untuk influenza A tidak seketat COVID-19, namun disarankan isolasi mandiri ringan selama 3–5 hari ketika gejala sedang aktif dan risiko menular tinggi.
Selama isolasi, gunakan masker saat berinteraksi, istirahat cukup, jaga kebersihan tangan, dan hindari berbagi barang pribadi. Seseorang dapat kembali beraktivitas setelah demam hilang minimal 24 jam tanpa obat penurun panas dan gejala utama membaik.
Pencegahan tambahan meliputi:
- Vaksin influenza tahunan sebagai perlindungan utama (biaya vaksin ditanggung sendiri sekitar Rp250.000–Rp500.000).
- Konsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, olahraga teratur, dan manajemen stres untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
- Cuci tangan minimal 20 detik dengan sabun; bersihkan benda yang sering disentuh dengan disinfektan.
- Gunakan masker di tempat ramai atau saat sakit.
Klinik Pratama UM mengimbau pasien batuk pilek untuk selalu memakai masker, serta menyediakan masker bagi pasien yang belum memilikinya, sebagai upaya menjaga kualitas layanan.
Kita semua diimbau tetap menjaga imunitas melalui gaya hidup sehat agar tubuh lebih kuat menghadapi infeksi influenza. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




