BUNUH DIRI: Tendangan keras Valdeci Moreira, membuat pemain Persebaya harus melakukan gol bunuh diri. Sayang, keunggulan itu tidak bertahan hingga akhir. Laga Persebaya vs Arema skor akhirnya 1-1. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Skuadra Singo Edan, nyaris saja memecahkan rekor tak pernah menang sejak 2019. Andai solo run yang diakhiri tendangan keras Ian Lucas Puleio saat injury time babak kedua, tidak menyamping tipis dari tiang gawang kanan Persebaya.
Padahal ketika itu, Ian Puleio meski terus ditempel ketat pemain Persebaya, sudah tinggal berhadap-hadapan dengan Ernando Ari Sutaryadi. Sayang finishing touch-nya tidak sempurna.
Andai peluang emas itu berbuah gol, bisa jadi killing the game. Apalagi kala itu dalam posisi Arema bermain dengan 10 orang. Sejak menit ke-65, setelah Matheus da Conceicao, diusir wasit Rio Permana Putra, karena mengantongi dua kartu kuning.
“Soal Ian Puleio, dia adalah pemain yang baik. Dalam setiap latihan pun, dia selalu melakukan dengan baik.”
“Tetapi saat dia gagal membuang peluang di menit-menit akhir, ketika kami mencari kemenangan, itu adalah batas terakhir Ian di laga tersebut. Dia pasti akan memperbaiki lagi dalam latihan selanjutnya,” kata Marcos Santos, dalam sesi post match press conference, yang berlangsung secara daring, Sabtu (22/11/2025) malam.
Meski hasil akhir imbang 1-1, sudah menyamai torehan putaran kedua Liga 1 musim 2024/2025, tetapi skor itu didapatkan Arema dengan susah payah.
Mental bermain Johan Ahmat Farizi dan kawan-kawan, masih menjadi catatan buruk. Bagaimana tidak, sembilan kartu kuning dan satu kartu merah, keluar dari kantong wasit untuk Arema.
Bandingkan dengan tuan rumah Persebaya. Meski bermain tidak kalah kerasnya, tim Bajul Ijo hanya mendapat tiga kartu kuning.
Total dalam 12 laga yang sudah dilakoni Arema, 35 kartu kuning dan empat kartu merah, adalah rekor yang tak bisa dibanggakan.
Dalam laga yang disaksikan 29.476 penonton secara langsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (22/11/2025) itu, andai saja tidak ada kartu merah di menit ke-65, peluang Arema membawa pulang tiga poin cukup besar.
Di menit ke-63, Arema FC mendapatkan gol setelah Dime Dimov, melakukan gol bunuh diri. Tendangan keras Valdeci Moreira dari sektor kiri pertahanan Persebaya, mengarah tepat di depan tengah gawang Ernando Ari.
Bermaksud menghalau bola, tetapi arah tendangan Dime Dimov justru membuat bola meluncur deras ke gawang, melalui dua kaki Ernando Ari.
Kemudian dua menit berselang, Matheus Blade diusir wasit. Menit ke-70, Odivan Koerich masuk menggantikan Paulinho. Untuk memperkuat lini pertahanan.
Namun kesalahan yang dilakukan Salim Akbar Tuharea, saat mencoba melakukan by pass ke belakang, justru membuat bola mengarah ke posisi Bruno Moreira.
Kapten tim Persebaya itu dengan mudah membawa bola ke kotak penalti Arema. Kawalan Luiz Gustavo dan Rifat Marasabessy, tidak membuat kesulitan bagi Bruno untuk mengecoh Lucas Frigeri. Kedudukan pun menjadi imbang 1-1 di menit ke-80.
Setelah gol itu, meski Arema terus dalam tekanan Persebaya, namun penampilan apik pemain belakang. Serta sudah menyatunya Odivan dengan Luiz Gustavo dan pemain lain, membuat berbagai gempuran dapat dipatahkan.
Marcos Santos, pelatih asal Brasil, selepas laga tidak menampik salah satu penyebab Arema bisa mencuri tiga poin dari kandang Persebaya, karena banyaknya pemain yang mendapat kartu.
Bahkan pelatih 46 tahun itu merasa heran, dengan begitu mudahnya pemain-pemain Arema, mendapatkan kartu dari Wasit Rio Permana Putra.
“Tidak pernah terjadi di klub-klub yang saya latih, memiliki banyak pemain yang terkena kartu merah di setiap permainan. Jelas ini sangat menganggu,” tandasnya. (Ra Indrata)




