MALANG POST – Mereka adalah wajah pertama yang menyambut wisatawan. Namun, seringkali, citra juru parkir (jukir) hanya sekadar ‘tukang atur mobil’. Karena itu, Pemkot Batu, melalui Dinas Perhubungan (Dishub), sedang melakukan terobosan untuk mengubah paradigma itu.
Sedikitnya 25 jukir kini tak lagi sekadar ‘lapangan’. Mereka resmi menyandang status sebagai tenaga terlatih dan tersertifikasi. Mereka diikutkan Diklat Pemberdayaan Masyarakat dan Sertifikasi Juru Parkir Berkeselamatan Angkatan I Tahun 2025.
Ini bukan sekadar pelatihan biasa. Untuk pertama kalinya sejak Kota Batu berdiri, jukir mendapatkan pembekalan formal dan berstandar nasional.
“Ini adalah komitmen nyata kami. Jukir adalah ujung tombak pelayanan publik di bidang transportasi. Mereka yang bersinggungan langsung dengan wisatawan. Karena itu, mereka harus profesional,” tegas Kabid Parkir Dishub Kota Batu, Chilman Suaidi, Senin (17/11/2025)
Kolaborasi dengan Politeknik Transportasi Darat (Poltrada) Bali menjadi nilai tambah. Diklat selama tiga hari itu berlangsung intensif, padat, namun menyeluruh.
Chilman memaparkan, ada dua porsi besar materi yang diberikan. Pertama, pembekalan teori komprehensif. Mulai dari regulasi dan peraturan perparkiran yang berlaku, Standard Operational Procedure (SOP) pelayanan, tata cara parkir yang benar, hingga aspek keselamatan kerja yang sering terabaikan.
“Kedua, yang tak kalah penting, praktik langsung di lapangan. Kami ajari mereka cara mengatur arus lalu lintas di area parkir yang padat, bagaimana menempatkan kendaraan dengan efisien, hingga teknik memberi isyarat yang aman dan mudah dipahami pengemudi,” ujar Chilman.

BERSERTIFIKASI: Sebanyak 25 jukir di Kota Batu saat mengikuti diklat untuk bisa mendapatkan sertifikasi jukir. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Pelatihan ini, sambungnya, bertujuan membangun fondasi kompetensi yang kuat. Dengan bekal ini, diharapkan tidak hanya pelayanan yang prima, tetapi juga rasa aman dan nyaman bagi wisatawan.
Perwakilan Poltrada Bali, Nengah Ardana menambahkan, diklat ini dirancang untuk membawa perubahan mendasar, terutama pada disiplin dan pola pikir para jukir.
“Ini adalah investasi SDM. Kami berharap ilmu yang diberikan bisa diterapkan di lapangan, tidak hanya untuk melayani konsumen parkir, tetapi juga dalam interaksi sehari-hari. Profesionalisme baru ini, kami yakin, akan berbanding lurus dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu,” kata Ardana.
Ia menambahkan, wisatawan yang merasa dilayani dengan baik, dipandu parkir oleh petugas yang sopan dan kompeten, akan memiliki pengalaman positif. Hal ini akan memperkuat citra Kota Batu sebagai destinasi wisata yang ramah dan terkelola dengan baik.
“Pada akhirnya, kunjungan yang berulang dan word-of-mouth yang positif akan mendongkrak perekonomian daerah,” imbuhnya.
Menurutnya, berbekal sertifikat kompetensi, para jukir Kota Batu kini siap menjadi duta pariwisata baru. Mereka tak lagi sekadar pengatur parkir, tetapi menjadi garda terdepan yang membentuk kesan pertama wisatawan tentang Kota Batu. (Ananto Wibowo)




