MALANG POST – Mahasiswa Program Magister Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis (MBA FIA) menggelar seminar kewirausahaan bertajuk “Dari Semangat Pahlawan Menuju Semangat Kolaboratif: Membangun Aliansi Strategis Kewirausahaan Tangguh untuk Menumbuhkan Jiwa Wirausaha yang Tangguh dan Kolaboratif.”
Kegiatan berlangsung di Ruang Sidang B Lt. FIA, Senin (10/11/2025), sebagai bagian dari upaya FIA mendorong ekosistem kewirausahaan berkelanjutan di lingkungan kampus maupun masyarakat sekitar.
Ketua Pelaksana, Muhammad Fadli Hasan, S.P., menjelaskan bahwa seminar ini dipadukan dengan peringatan Hari Pahlawan, sehingga semangat kebangsaan dan semangat kewirausahaan diharapkan saling memperkuat.
Menurutnya, tema tersebut sengaja dipilih untuk menegaskan bahwa kontribusi nyata dalam pembangunan ekonomi nasional tidak hanya datang dari sektor industri besar, tetapi juga dari kerja keras pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta kolaborasi lintas sektor lewat jejaring yang kuat.
“Sosok yang mampu berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional adalah pahlawan masa kini. Tujuan seminar ini adalah menumbuhkan pahlawan berjiwa wirausaha yang tangguh dan kolaboratif, yang nantinya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi Indonesia,” ujar Fadli dengan yakin.
Ia menambahkan bahwa seminar ini juga bertujuan meningkatkan kemampuan berkolaborasi antarpelaku usaha, akademisi, serta lembaga pendukung kewirausahaan untuk menciptakan ekosistem yang inklusif dan berdaya saing.
Seminar diisi oleh Rakhmad Hardiyanto, CEO PT Kreasi Tani Bumiaji, Chief Coosae Prestasi, yang juga dikenal sebagai Milenial Agropreneur. Ia berbagi kisah perjalanan wirausaha dari nol, bermula dari pohon jambu di sekitar rumah yang berbuah lebat namun harganya rendah.
Melalui inovasi, jambunya diolah menjadi keripik berkualitas tinggi dengan harga jual kompetitif. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan pendapatan dirinya tetapi juga memberdayakan ekonomi petani lokal.
Produk olahan bernama “Bumi Aji” kini memiliki produksi ratusan ton per minggu dengan melibatkan lebih dari 50 petani lokal sebagai mitra pemasok bahan baku. Keberhasilan tersebut berkat inovasi rantai pasok, manajemen kualitas, serta pendekatan pemasaran yang menggugah selera konsumen.
Rakhmad menekankan pentingnya membuka peluang kolaborasi seluas-luasnya dari berbagai lini—petani, pengrajin olahan, pelaku logistik, hingga komunitas akademik—untuk menciptakan peluang bisnis yang lebih luas, sambil meningkatkan kapasitas individu dengan karakter kreatif, adaptif, tangguh, dan visioner.
Kegiatan ini terselenggara melalui kerja sama dengan Lab Entrepreneurship & Innovation (LAB E&I) dan didukung dosen FIA, Edriana Pangestuti, SE, M.Si. Edriana menekankan bahwa acara ini bagian dari upaya institusi menyelaraskan praktik kewirausahaan dengan pembelajaran berorientasi dampak sosial dan ekonomi.
Dosen FIA tersebut juga memperkaya materi dengan kajian literatur terkini mengenai inovasi, manajemen usaha, serta strategi kemitraan bisnis berkelanjutan. Selain itu, narasi seminar dihubungkan dengan komitmen terhadap Sustainable Development Goals (SDGs).
Rakhmad menjelaskan bagaimana program pendampingan dan kolaborasi antarpelaku usaha dapat berkontribusi pada SDGs ke-8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), ke-9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), serta ke-17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Upaya ini menjadi contoh konkret bagaimana inovasi ekonomi marginal bisa tumbuh menjadi ekosistem inklusif dan berkelanjutan bila didorong oleh kemitraan lintas sektor, kapasitas daerah, serta dukungan kebijakan yang tepat.
Gagasan utama seminar adalah mendorong terciptanya aliansi kewirausahaan strategis yang mampu menyeimbangkan aspirasi individu dengan kebutuhan komunitas. Peserta diharapkan melihat potensi kolaborasi sebagai sarana memperkuat daya tahan usaha, meningkatkan akses pasar, serta memperluas jaringan kerja yang saling menguntungkan.
Melalui diskusi panel, studi kasus, dan sesi tanya jawab, acara ini bertujuan memupuk semangat kewirausahaan yang resilien, responsif terhadap perubahan pasar, serta berorientasi pada dampak sosial-ekonomi yang luas.
Penutup menegaskan bahwa semangat pahlawan masa kini tidak hanya dilihat secara nasional, tetapi juga melalui kemampuan membangun ekosistem kewirausahaan yang kokoh dan berdaya saing.
Diharapkan lahir generasi pemuda pelaku usaha yang tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga berperan sebagai agen perubahan positif bagi komunitas dan bangsa. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




