MALANG POST – Politeknik Negeri Malang (Polinema) menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif dan inovasi digital melalui partisipasinya dalam Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) Nusantaraya 2025, yang diselenggarakan di Malang Creative Center (MCC) lantai 7. Kegiatan tahunan yang diinisiasi oleh Indonesia Creative Cities Network (ICCN) ini menjadi wadah kolaborasi bagi jejaring kota dan kabupaten kreatif di seluruh Indonesia. Tahun ini, ICCF mengusung tema “ICCN Sebagai Motor Penggerak dan Penentu Arah Kompas Pembangunan Ekonomi Kreatif Indonesia.”
Dalam area pameran bertajuk “Media Art and Digital Future”, Polinema menampilkan beragam karya unggulan berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Digital Innovation, hasil karya mahasiswa dan dosen. Pameran ini menjadi ajang unjuk kreativitas sivitas akademika Polinema sekaligus sarana berbagi gagasan untuk mendorong pengembangan ekosistem digital di Jawa Timur dan Indonesia.
Polinema berpartisipasi bersama berbagai lembaga dan komunitas digital, antara lain Stasion (Komunitas Startup Malang), GDM (Game Developer Malang), EJS Center, Diskominfo Jawa Timur, serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari. Kehadiran berbagai pihak ini mencerminkan semangat kolaborasi lintas sektor antara akademisi, pelaku industri, dan komunitas kreatif dalam memperkuat ekosistem ekonomi digital nasional.
Dalam ICCF Nusantaraya 2025, Polinema menampilkan enam karya game digital hasil inovasi mahasiswa yang menggabungkan aspek kreativitas, logika, dan teknologi. Setiap karya memiliki konsep unik serta dikembangkan dalam waktu singkat melalui partisipasi dalam berbagai ajang game jam nasional.

Berikut karya-karya yang ditampilkan:
1) Memorize IT
Karya ini terinspirasi dari keinginan membuat game ringan namun menantang, sekaligus melatih daya ingat pemain. Lama pembuatan: 1 minggu (untuk ajang Memento Gamejam). Konsepnya: pemain diberi waktu 10 detik untuk mengingat susunan objek acak, lalu diminta menyusunnya kembali berdasarkan ingatan. Di akhir level, sistem menampilkan persentase kecocokan hasil pemain. Genre: Puzzle.
2) Damned Veil
Karya ini terinspirasi dari permainan karambol/biliar yang mengandalkan pantulan bola. Ide ini dikembangkan menjadi game bernuansa mistis dengan mekanik tembakan memantul. Lama pembuatan: 1 bulan. Konsepnya: pemain harus mengalahkan seluruh musuh dengan jumlah peluru terbatas. Strategi dan perhitungan sudut pantulan menjadi kunci kemenangan. Genre: Strategy, Puzzle, Shooter.
3) Skill Issue
Karya ini dibuat untuk GIMJAM 2024 (oleh GIM ITB), dengan konsep menciptakan game puzzle yang sangat menantang. Nama “Skill Issue” menggambarkan tingkat kesulitannya yang tinggi. Lama pembuatan: 1 minggu. Konsepnya: pemain mengendalikan satu atau beberapa karakter slime untuk diarahkan menuju garis finish melalui jalur logika dan strategi. Genre: Puzzle.
4) Vortex Velocity
Karya ini dikembangkan untuk Comfest 2024 dengan tema “City of Tomorrow”. Lama pembuatan: 1 minggu. Konsepnya: game balapan futuristik di mana pemain mengendalikan drone dan harus melewati berbagai rintangan bercahaya neon hingga garis finish. Genre: Racing.
5) Cat Up
Karya ini dibuat untuk Gameseed 2025. Terinspirasi dari perilaku lucu kucing yang suka tidur di tempat sulit dijangkau. Lama pembuatan: 1 minggu. Konsepnya: pemain menyusun berbagai objek untuk membantu seekor kucing mencapai tempat tidurnya yang melayang. Genre: Puzzle.
6) Magicaffeine Story
Karya ini dibuat untuk Gameseed 2025 dengan tema “Simulasi Sehari-Hari”. Terinspirasi dari dunia barista, dikombinasikan dengan elemen fantasi dan sihir. Lama pembuatan: 10 hari. Konsepnya: pemain berperan sebagai pembuat kopi di dunia fantasi, melayani berbagai pelanggan seperti elf dan penyihir. Setiap racikan kopi menghasilkan kombinasi unik berdasarkan bahan yang dipilih. Genre: Arcade, Simulasi.
Kegiatan ICCF Nusantaraya 2025 juga diisi dengan forum diskusi, presentasi inovasi, dan jejaring antaranggota ICCN dari lebih dari 260 kabupaten/kota kreatif di seluruh Indonesia.
“Partisipasi dalam ICCF Nusantaraya menjadi kesempatan strategis bagi mahasiswa dan dosen Polinema untuk menampilkan karya inovatif sekaligus berjejaring dengan komunitas kreatif nasional,” ujar Dimas Wahyu Wibowo, S.T., M.T., dosen pembimbing tim pameran Polinema.
Tim pameran Polinema terdiri atas Dimas Wahyu Wibowo, S.T., M.T., Jonathan Emmanuel Kristanto, Daffa Satria Maulana, Rafi Abiyyu Airlangga, Gunawan Wibisono, dan Muhammad Erril Putra Pratidina.
Melalui keikutsertaan dalam ICCF Nusantaraya 2025 di MCC Malang, Polinema menegaskan perannya sebagai institusi vokasi yang aktif dalam mendukung gerakan nasional membangun kota kreatif dan memperkuat ekonomi digital. Polinema terus berkomitmen menjadi pusat pengembangan talenta digital, kreativitas mahasiswa, dan inovasi teknologi yang berdaya saing global serta memberi dampak positif bagi masyarakat. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




