Gabriel Salindeho dan Rizky Alfiansyah dihubungi oleh pihak panitia untuk mengikuti sesi business matchmaking lanjutan karena ada investor yang tertarik yakni dari SPIL Venture. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Dua mahasiswa Universitas Brawijaya Gabriel Salindeho (Agroekoteknologi/FP) dan Muhammad Rizky Alfiansyah (Kimia/FMIPA) berhasil menjadi Top 7 dalam kompetisi Pertamuda 2025 yang diselenggarakan oleh Pertamina, mengalahkan 3.505 ide setelah melalui proses panjang mulai dari babak Bootcamp hingga Final Pitch.
Ide yang mereka usung adalah aplikasi digital berbasis Artificial Intelligent (AI) bernama AgroPlus.ID yang dapat mendeteksi hama penyakit tanaman serta kandungan unsur hara dari daun tanaman.
Ide AgroPlus.ID lahir dari cerita seorang teman yang mengeluhkan kecilnya pendapatan yang didapat setelah menanam selama berbulan-bulan.
Dari sini, mereka penasaran dan mulai melakukan validasi ke lahan UB Forest di Desa Sumberwangi dan bertemu salah satu petani disana. Tidak berhenti disini, mereka juga berkonsultasi dengan dosen pembimbing Dr. Moch. Syamsul Hadi, SP., MP.
Berdasarkan diskusi yang dilakukan, Gabriel dan Rizky mengetahui permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya pendapatan petani, antaralain hadirnya tengkulak yang tidak adil dan mahalnya biaya perawatan dalam penggunaan pupuk dan pestisida, ditambah kemungkinan gagal panen.
Dari situ, hadirlah AgroPlus.ID yang diharapkan mampu menekan biaya perawatan petani dengan mendeteksi hama yang dapat mengakibatkan gagal panen secara dini.
“Nah inilah yang tim Agroplus.ID jadikan riset, bagaimana kita bisa memangkas penggunaan pupuk dan pestisida tersebut dengan solusi yang simple dan mudah,” jelas Gabriel.
Gabriel menjelaskan arah penggunaan aplikasi ini cukup tiga tahap saja yakni download aplikasi, scan tanaman atau unggah foto tanaman dengan metode sampling. Setelah diproses maka data unsur hara serta hama penyakitnya akan dilampirkan.

Gabriel Salindeho sedang berjabat tangan untuk membuka pembicaraan sekaligus pitching singkat dengan pihak investor pada sesi acara business matchmaking. (Foto: Istimewa)
Dosen Pembimbing Moch. Syamsul Hadi, SP., MP. menjelaskan. Aplikasi ini akan digarap secara serius dengan membentuk tim legal dan mengajukan hak paten atau Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), serta akan terus mengembangkan model yang dapat menyentuh masalah ekosistem petani.
Ia juga menjelaskan bahwa saat ini, AgroPlus.ID telah di desain user friendly yang akan memudahkan petani dalam menggunakannya.
“Bermunculannya aplikasi serupa mengharuskan kita untuk punya pembeda. Kedepannya akan dikembangkan model lain untuk mengetahui diferensiasi kebutuhan nutrisi dan pendeteksi penyakit pada tanaman, tapi juga yang dapat menyentuh masalah ekosistem petani dari hulu ke hilir,” kata Dr. Moch Syamsul.
Aplikasi ini telah menarik perhatian investor dan tim. Oleh karena itu, untuk mendukung proses realisasi, AgroPlus.ID akan diluncurkan pada bulan Januari di Google Play.
“Inovasi tanpa realisasi dan dampak adalah sia-sia, saya percaya UB banyak mahasiswa pintar, tapi jarang banget mahasiswa pintar yang berempati,” kata Rizky.
Program Pertamuda Seed & Scale 2025 merupakan bagian dari komitmen Pertamina untuk mendukung lahirnya wirausahawan muda berdaya saing dan berkelanjutan di seluruh Indonesia. Melalui ajang ini, Pertamina menghadirkan wadah bagi mahasiswa untuk berinovasi, berkolaborasi, dan mengembangkan ide bisnis yang memiliki dampak sosial, ekonomi, serta lingkungan yang positif.
Sebagai mahasiswa yang berhasil merealisasikan ide besarnya yakni AgroPlus.ID, Gabriel dan Rizky sepakat mengajak TemanUB untuk mewujudkan ide-ide yang ada setelah dikompetisikan agar memberikan dampak nyata pada masyarakat. (M Abd Rahman Rozzi-Januar Triwahyudi)




