MALANG POST – Bencana alam yang terjadi di Kota Batu, terus meningkat. Dari 122 bencana di tahun 2024, untuk tahun 2025 ini sudah mencapai 144 bencana.
Data itu disampaikan Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Batu, Gatot Nugroho, saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (12/11/2025).
Gatot menyampaikan juga, bencana alam yang paling banyak terjadi adalah tanah longsor, dengan total 85. Sedangkan posisi kedua, bencana banjir sebanyak 16 kejadian.
“Di Kota Batu, daerah yang rawan longsor ada di sembilan desa di kawasan Bumiaji,” kata Gatot.
Sementara itu, dosen Departemen Tanah Universitas Brawijaya, Dr Ir Sudarto menyampaikan, ketika suatu daerah masuk kategori rawan bencana, maka bisa jadi keseimbangan alam yang mengalami gangguan.
Kata Sudarto, kawasan Kota Batu ini daerah lereng yang curam, dengan curah hujan tinggi yang relatif merata. Memiliki bentang alam yang beragam: mulai dari dataran tinggi, perbukitan, hingga pegunungan. Kondisi geografis ini membuat wilayah tersebut indah sekaligus rentan terhadap bencana hidrometeorologi, terutama tanah longsor.
Ketika hujan turun dengan intensitas sedang hingga lebat, tanah yang jenuh air kehilangan kekuatan menahan beban, sehingga mudah meluncur menimbulkan longsor.
“Maka perlu ada beberapa hal untuk meminimalisir kejadian longsor. Upaya yang bisa dilakukan dengan membuat saluran-saluran pembuangan air yang baik, untuk meringankan beban air,” jelasnya.
Sudarto menyampaikan juga, Kota Batu sebagai daerah hulu, harusnya bisa jadi kawasan resapan air. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)




