KUMPUL: Manajemen dan tim pelatih Arema, ketika diskusi di tengah lapangan dalam sebuah sesi latihan di Stadion Kanjuruhan. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – FIFA Matchday November 2025, segera datang. Meski Timnas Indonesia tidak ada pertandingan, tetapi Super League musim 2025/2026, tetap ada break hingga 20 November mendatang.
Sebagai salah satu kontestan, Arema FC juga mendapat break kompetisi. Setelah kalah dari Persija pada Sabtu (8/11/2025), Singo Edan kembali ke lapangan, pada Sabtu (22/11/2025).
Praktis Arema memiliki waktu luang hingga dua minggu. Sebelum ngluruk ke Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Dijamu Persebaya di pekan ke-13, Sabtu (22/11/2025).
Sepanjang jeda itulah, yang akan digunakan pelatih Arema, Marcos Santos, untuk melakukan pembenahan pada tim. Utamanya menyangkut mengembalikan dan menjaga mental bertanding.
“Ada waktu dua minggu untuk bisa mengembalikan mental pemain. Karena masalah utama yang saat ini masih muncul adalah fokus pemain di pertandingan. Fokus itu sangat dipengaruhi mental mereka,” kata Marcos Santos, selepas pekan ke-12, Sabtu (8/11/2025) lalu.
Apalagi calon Arema di laga berikutnya, adalah dengan dijamu Persebaya. Sudah barang tentu, dalam sebuah derbi klasik, laga diprediksi akan berlangsung lebih ketat, dengan tekanan kuat dari penonton tuan rumah.
“Saat lawan Persebaya, saya tahu ini derbi klasik. Seperti pertandingan derbi di Brasil. Kita harus selalu fokus dan fokus. Kita akan ke sana dengan kerja keras. Kita harus bisa memberikan yang terbaik,” sebut pelatih berpaspor Brasil ini.
Wajar jika pelatih berisensi Pro Conmebol ini, secara khusus menempatkan pembenahan mental bertanding di masa jeda kompetisi. Karena sepanjang enam kali menggelar laga kandang, justru empat kali kalah beruntun.
Dicontohkannya, ketika Arema kalah 1-2 dari Dewa United, faktor kurang fokus menjadikan pemainnya bermain tidak baik. Banyak kesalahan mendasar yang dilakukan di sepanjang pertandingan.
“Tapi saat lawan Borneo dan Persija, kita sebenarnya bermain dengan baik. Hanya kurang beruntung, kita jadi kalah.”
“Tetapi inti dari kekalahan tersebut, karena tidak ada konsentrasi pada setiap permainan dan kita kehilangan fokus. Selain karena faktor kelelahan pada diri pemain,” tandasnya.
Fakta lainnya juga terungkap. Hingga pekan ke-12 Super League musim 2025/2026, Arema menjadi salah satu tim dengan koleksi kartu cukup besar.
Tercatat, ada 28 kartu kuning dan lima kartu merah sudah diterima 17 pemain Arema. Hingga pekan ke-12, dari 34 pemain yang dimiliki Arema, ada 28 pemain yang pernah diturunkan atau masuk dalam daftar susunan pemain.
Khusus untuk pemain asing, dari 11 pemain yang dimiliki Arema saat ini, sembilan diantaranya pernah mendapatkan kartu. Hanya Matheus Blade dan Valdeci Moreira yang masih bersih dari kartu kuning maupun merah.
Sedang pemain yang sudah mendapatkan kartu merah, adalah Bayu Setiawan, Julian Guevara (2 kartu merah), Betinho dan Yann Motta.
“Soal kartu merah, kita tidak bisa membenarkan adanya kekerasan dalam pertandingan. Semua itu harus menjadi pelajaran bagi pemain. Karena kartu merah itu, tidak saja merugikan pemain itu sendiri, tetapi tim juga ikut rugi,” tandasnya.
Sementara lawan Persebaya sendiri, Arema tidak pernah bisa menang dalam sembilan laga terakhir. Kemenangan terakhir, didapatkan Arema di Liga musim 2019 lalu.
Dari total 14 kali pertemuan kedua tim sejak era Liga 1, rekor kemenangan masih dipegang Persebaya. Arema hanya menang tiga kali, seri tiga kali dan kalah delapan kali. (Ra Indrata)




