MESRA: Dua kelompok suporter terbesar di Indonesia, Jakmania dan Aremania, tampak berdampingan membanjiri Stadion Kanjuruhan. Menyaksikan laga Arema saat dikalahkan Persija. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
MALANG POST – Euforia sepak bola kembali menggema di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Laga Arema FC kontra Persija Jakarta, dalam lanjutan Super League pekan ke-12, Sabtu (8/11/2025), mencatatkan sejarah baru. 10.774 penonton hadir langsung, yang menjadi jumlah tertinggi sejak Stadion Kanjuruhan direnovasi pada 2024 lalu.
Mayoritas penonton berasal dari kelas ekonomi. Sementara gabungan VIP dan VVIP menembus lebih dari 300 penonton. Antusiasme luar biasa ini, menjadi bukti kembalinya kepercayaan publik terhadap stadion kebanggaan warga Malang.
Untuk menjaga kelancaran pertandingan, Polres Malang menerapkan pengamanan berlapis dari ring satu hingga ring empat.
Tercatat sejumlah 1.515 personel gabungan TNI-Polri, Satpol PP, Dishub, hingga steward dikerahkan sejak pagi hari.
Pengamanan ketat juga diterapkan pada pengawalan pemain dan official pertandingan. Baik Arema FC maupun Persija Jakarta. Mulai dari hotel hingga kembali ke tempat penginapan.
Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo Pambudi Sukarno mengatakan, seluruh personel telah disiapkan secara matang agar pertandingan berjalan aman dan tertib.
“Alhamdulillah, pertandingan berjalan aman, lancar dan penuh sportivitas. Antusiasme penonton luar biasa, ini rekor tertinggi setelah renovasi Stadion Kanjuruhan,” ujar Danang.
Ia menjelaskan, selain pengamanan di dalam stadion, Polres Malang juga membentuk tim khusus untuk mensterilkan area luar stadion dari potensi gangguan keamanan. Termasuk antisipasi peredaran miras dan tindak kejahatan jalanan.
“Kami ingin memastikan seluruh area, baik di dalam maupun luar stadion, benar-benar steril dari potensi yang bisa memicu gangguan keamanan. Tujuannya agar masyarakat bisa menikmati pertandingan dengan rasa aman,” tegasnya.
Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar menambahkan, keberhasilan pengamanan ini menjadi hasil kerja sama semua pihak.
Dengan rekor baru ini, laga Arema FC vs Persija tak hanya menghadirkan tontonan seru, tapi juga menjadi momentum kebangkitan kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan pertandingan besar di Stadion Kanjuruhan yang aman, tertib, dan penuh semangat sportivitas.
“Total 10.774 penonton hadir dengan tertib. Ini bukti bahwa koordinasi, kedisiplinan, dan sinergi seluruh elemen pengamanan berjalan sangat baik,” katanya.
Di sisi yang lain, suasana di dalam stadion juga berlangsung penuh kekeluargaan. Ribuan The Jakmania (suporter Persija), bisa berdampingan dengan mesra bersama Aremania.
Jamania yang ditempatkan di tribun sisi barat, bersebelahan dengan tribun VIP, secara bebas bernyanyi dan menari untuk memberikan dukungan kepada tim asal ibukota. Tanpa ada gesekan ataupun tekanan dari Aremania.
Pun dengan suporter tuan rumah, Aremania. Mereka yang memang sejak era Liga Indonesia, sudah menjadi sahabat dan saudara, benar-benar menyambut kehadiran Jakmania dengan cara suporter. Keduanya saling berbalas lagu. Berbalas salam. Hingga berjoget bersama-sama.
Bahkan yang menarik, ketika pertandingan berakhir di akhir-akhir laga. Sempat terjadi gesekan diantara dua bench cadangan pemain. Antara ofisial Arema dan Persija.
Wasit Yudi Nurcahya, yang memimpin pertandingan, sampai mengeluarkan lima kartu merah. Dua untuk pemain dan tiga untuk official yang terlibat dalam perkelahian.
Tetapi suporter kedua tim, secara kompak justru mengolok-olok ofisial dari dua tim tersebut. Kedua komunitas suporter terbesar di Indonesia itu, bahkan sempat bernyanyi bersama, dengan syair yang menyesalkan kejadian tersebut.
Sebuah bukti kedewasaan pada Aremania dan Jakmania. Keduanya bisa melihat, meski keras dan kasarnya laga yang berlangsung sepanjang 2×45 menit. Tetapi persaudaraan di tribun, tidak terpengaruh.
Apalagi selepas laga, meski Arema kalah, Aremania juga tidak melampiaskan kekalahan itu dengan melakukan intimidasi kepada Jakmania.
Justru saudara mereka, Jakmania, diantar pulang sampai ke kendaraan masing-masing. Di sepanjang jalan mulai stadion hingga tempat parkir bus, kedua suporter itu berangkulan dan saling berbagi cerita. (*/hmsresma/raindrata)




