MALANG POST – Hingga pekan ke-12 Super League musim 2025/2026, Arema FC sudah melakoni enam partai kandang. Dengan empat laga terakhir, selalu diakhiri kegagalan untuk mempertahankan poin.
Kekalahan keempat, didapatkan dari Persija Jakarta. Berlaga di pekan ke-12 pada Sabtu (8/11/2025) sore, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Arema kalah 1-2 (1-0).
Sebelumnya, Arema kalah 1-3 lawan Borneo FC. Kalah dengan skor yang sama, 1-2, ketika menjamu Dewa United dan Persib Bandung.
Kondisi tersebut berbanding terbalik, ketika Arema menjadi tim tamu. Dalam lima laga tandang, Singo Edan justru belum terkalahkan. Rekornya tiga kali imbang dan dua kali menang.
Tidak hanya sekadar kalah di kandang, tapi soal mental tim, juga ikut menjadi sorotan. Itu jika dikaitkan dengan koleksi kartu yang diterima Arema FC.
Lima kartu kuning dan dua kartu merah, dikeluarkan Wasit Yudi Nurcahya, untuk pemain dan asisten pelatih Arema FC.
Pelatih Arema, Marcos Vinicius dos Santos Goncalves, dalam post match press conference mengakui, laga yang disaksikan 10.744 penonton itu, adalah laga yang sangat sulit. Apalagi Arema tampil under performance. Pemainnya tidak bisa menampilkan 100 persen kemampuannya karena faktor stamina
“Pertandingan ini menurut saya, sangat baik dari sisi taktis. Kami berhasil membuka babak pertama dengan mengontrol permainan.”
“Tapi kami mulai mengalami kesulitan untuk mengukur tim, karena beberapa pemain tidak bisa tampil 100 persen.”
“Kita dari Padang ke sini jarak sagat jauh, membuat banyak pemain yang lagi capek. Membuat babak kedua kita kurang fokus dan itu pelajaran berharga buat kita,” kata Marcos Santos.
Bahkan Marcos Santos sempat berpikir, Arema akan mengakhiri laga hanya dengan mendapat satu poin saat menjamu Persija. Apalagi Arema sempat keluar menyerang dan unggul di babak pertama.
“Kami sudah mencoba bermain maksimal. Kami juga ingin kembali ke permainan lebih cepat, tetapi kondisi pemain tidak memungkinkan untuk itu. Mereka masih sangat lelah.”
“Faktor kelelahan itu membuat konsentrasi pemain menjadi hilang. Pemain menjadi tidak fokus. Ditambah dua gol cepat Persija hanya dalam waktu lima menit,” kata pelatih 46 tahun ini.
Meski pihaknya tidak mau menjadikan faktor kebugaran, menjadi alasan pembenar dari kekalahan. Tetapi kondisi itu benar-benar menganggu konsentrasi pemain.
“Karena banyak pemain yang tidak siap. Mereka merasakan bagian fisiknya tidak bagus. Padahal kita harus menyeimbangkan antara bagian taktis dan fisik.”
“Saat kami harus membangun strategi permainan yang berhasil di awal. Tetapi, kembali lagi, dengan konsentrasi yang rendah, kami menerima dua gol dalam lima menit, yang seharusnya tidak bisa terjadi, terutama saat bermain di rumah, ketika kami kembali bermain di hadapan Aremania,” katanya.
Sekali pun hasil laga tidak sesuai dengan keinginan, Marcos Santos tetap mengucapkan terima kasih kepada pemain dan Aremania yang berada di sana, yang membersamai mereka hingga akhir permainan.
“Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada para pemain yang berada di lapangan, yang berada di organisasi permainan. Mereka melakukan permainan yang baik. Mereka tidak pernah putus asa.”
“Saya bangga dengan para pemain. Bukan karena hasilnya. Kita harus meningkatkan hasilnya di pertandingan selanjutnya. Tapi saya sangat percaya dengan pekerjaan saya. Saya sangat percaya dengan penonton dan terutama dengan para pemain,” tegas Marcos Santos.
Hal yang sama disampaikan Salim Akbar Tuharea. Sebagai wakil pemain yang hadir dalam jumpa wartawan, pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf, karena tidak bisa memenuhi janji kepadan Aremania.
Tetapi seluruh pemain, sudah berusaha maksimal. Pemain sudah berjuang habis-habisan, agar bisa menghentikan rekor buruk di kandang.
“Seperti yang saya bilang, kita selalu datang dengan semangat juang yang tinggi untuk menang.”
“Tapi mungkin belum rezeki kita, untuk bisa menang. Jadi setiap laga, itu akan menjadi pelajaran berharga buat kita,” katanya. (Ra Indrata)




