MALANG POST – Pemkot Batu melalui Dinas Pariwisata (Disparta) kembali mempersembahkan Produk Lokal Fest #7 2025 – Egalitarian. Sebuah perayaan kolaborasi dan kreativitas pelaku lokal lintas sektor, yang menjadi bukti geliat ekonomi kreatif di Kota Batu terus tumbuh pesat.
Event ini berlangsung pada 7–8 November 2025 di Balai Kota Among Tani, sekaligus menjadi bagian dari rangkaian besar Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 Nusantaraya – Senyawa Malang Raya.
Kegiatan menghadirkan beragam agenda menarik mulai dari pameran produk kreatif, pertunjukan musik, hingga kolaborasi lintas komunitas yang memperkuat ekosistem ekonomi kreatif Malang Raya.
Gelaran ke-7 ini terasa istimewa. Pasalnya, acara dibuka langsung oleh Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya. Kehadirannya di Kota Batu menjadi bentuk dukungan nyata terhadap pengembangan sektor ekonomi kreatif di daerah.
“Kami melihat potensi luar biasa dari Malang Raya, khususnya Kota Batu. Di sini, industri kreatif menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Riefky.
Menurutnya, banyak karya kreatif lahir dari Kota Batu. Mulai dari fashion, film, kuliner, hingga agrokreatif. Bahkan, ia menyoroti kreativitas anak-anak yang belajar story telling untuk memperkenalkan industri kreatif dengan cara yang menyenangkan.
“Kulinernya luar biasa, grand design agrokreatifnya juga sedang dikembangkan oleh Walikota. Ini tujuan yang baik dan kami siap mendukung,” katanya.

PRODUK LOKAL: Menteri Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya bersama Wali Kota Batu, Nurochman saat melihat hasil dari kreatifitas pelaku ekonomi kreatif lokal. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Ia menambahkan, Presiden Prabowo telah menetapkan Jawa Timur sebagai salah satu dari 15 provinsi prioritas pengembangan ekonomi kreatif nasional. Data BPS menunjukkan, Jawa Timur termasuk lima besar nasional dalam sektor investasi dan ekspor industri kreatif.
“Salah satu kekuatan Jawa Timur ini ada di Malang Raya, termasuk Kota Batu. Kami harapkan Kota Batu bisa jadi contoh bagaimana pemerintah daerah membina pelaku ekraf, agar tak hanya hobi, tapi menjadi sumber kesejahteraan dan lapangan kerja,” papar Riefky.
Menurutnya, Kota Batu memiliki potensi besar dengan berbagai subsektor yang berkembang pesat. Mulai dari musik, fashion, kuliner, hingga agrokreatif dan film. “Kami melihat banyak anak-anak kreatif di Kora Batu yang benar-benar dibimbing oleh Pemkot. Itu sejalan dengan visi dan misi Wali Kota,” imbuhnya.
Riefky optimistis, di akhir masa kepemimpinan Wali Kota Nurochman nanti, ekonomi kreatif Kota Batu akan semakin matang. “Kalau dulu seniman dianggap bagian dari perjuangan budaya, sekarang seniman juga harus naik kesejahteraannya. Semakin banyak kreator lahir dari Kota Batu, itu pertanda ekonomi kreatif tumbuh sehat,” paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu Nurochman mengatakan, Produk Lokal Fest menjadi ruang yang mempertemukan semangat kreatif, kolaboratif, sekaligus menjadi kebanggaan daerah.
“Kehadiran teman-teman dari Kementeria Ekraf merupakan dukungan luar biasa bagi kami. Untuk memperkuat jejaring kota kreatif di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, Kota Batu dengan kekayaan alam dan budayanya memiliki semangat yang sejalan dengan tema ICCF 2025 Nusantaraya – Senyawa Malang Raya, yaitu bagaimana menata ulang kekuatan lokal agar tumbuh berkelanjutan, mandiri dan berdaya saing.

“Produk Lokal Fest ini menjadi ruang ekspresi anak muda kreatif, dari musik, kuliner, hingga karya digital. Mereka menunjukkan bahwa kreativitas bukan sekadar hiburan, tetapi energi ekonomi baru yang menghidupi masyarakat Kota Batu dan sekitarnya,” tutur Cak Nur sapaanya.
Pemkot Batu berkomitmen memperkuat ekosistem ekonomi kreatif melalui dukungan UMKM, inkubasi bisnis digital, festival budaya berkelanjutan, serta pengembangan destinasi wisata tematik berbasis kearifan lokal dan teknologi hijau.
Kepala Disparta Kota Batu, Onny Ardianto menambahkan, Produk Lokal Fest tahun ini menampilkan pameran dari 21 subsektor ekonomi kreatif. Termasuk kuliner area, festival pangan lokal, community meet up, gebyar seni budaya Kota Batu, fashion wastra Batu, KWB 2 Stroke x Vespa Jahat Mod Exhibition, serta kopdar peluncuran album kompilasi Batu Total Independent.
“Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk-produk lokal. Sekaligus mendorong pengembangan ekonomi daerah melalui peningkatan penjualan produk,” jelas Onny.
Ia menegaskan, ajang ini juga menjadi sarana memperluas koneksi produsen lokal dengan pasar baru, sekaligus memberikan edukasi tentang inovasi, strategi pemasaran dan pengembangan produk.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin membangun citra positif produk lokal Kota Batu yang memiliki kualitas bersaing. Kami juga mengajak masyarakat untuk ikut bangga dan menggunakan produk lokal,” pungkasnya. (Adv/Ananto Wibowo)




