MALANG POST – Bukan hanya soal wisata alam dan kuliner, Kota Batu juga serius menjaga akar budayanya. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Nurochman dan Wakil Wali Kota Heli Suyanto, pemerintah daerah terus menegaskan arah pembangunan berbasis budaya dan jati diri daerah.
Semangat itu tampak jelas saat Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, bertandang ke Jakarta untuk melakukan audiensi dengan Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, di Gedung Kementerian Kebudayaan. Heli datang bersama Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto. Keduanya membawa ‘oleh-oleh’ berupa lima program strategis kebudayaan yang siap digarap bersama pemerintah pusat.
“Budaya adalah ruh dan jati diri masyarakat Kota Batu. Kami ingin kemajuan pariwisata sejalan dengan penguatan karakter budaya lokal,” ujar Heli Suyanto, Jumat (7/11/2025).
Dalam pertemuan itu, Pemkot Batu memaparkan lima program unggulan. Pertama, repatriasi Prasasti Sangguran, artefak penting sejarah Kota Batu yang kini masih berada di halaman keluarga Lord Minto di Skotlandia. Pemkot Batu bahkan sudah melakukan komunikasi awal dengan pihak keluarga Lord Minto terkait rencana pemulangan benda bersejarah tersebut ke Kota Apel.
“Prasasti Sangguran adalah bukti sejarah penting eksistensi wilayah ini sejak era Mataram Kuno. Kami ingin memulangkannya agar generasi muda bisa belajar langsung dari peninggalan leluhur,” jelas Heli.

PAPARKAN: Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto saat memaparkan pembangunan berbasis budaya di Kota Batu kepada Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon. (Foto: Istimewa)
Kedua, Pemkot Batu mengusulkan penetapan kawasan Songgoriti sebagai Cagar Budaya Nasional. Kawasan legendaris yang dikenal sebagai tempat peristirahatan sejak zaman Majapahit itu dinilai layak menjadi ikon wisata sejarah nasional.
“Penetapan Songgoriti sebagai cagar budaya akan memperkuat daya tarik wisata sejarah di Kota Batu. Kami mendapat respons positif dari Pak Menteri, dan beliau siap mempercepat prosesnya,” tambahnya.
Ketiga, pelestarian Candi Pendem. Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur akan menindaklanjuti langkah pelestarian situs bersejarah, yang menjadi salah satu bukti penting peradaban kuno di wilayah Kota Batu.
Selanjutnya, Pemkot Batu juga memaparkan rencana pembangunan Art Center Kota Batu. Fasilitas itu diharapkan menjadi ruang ekspresi sekaligus pusat kegiatan seni dan budaya lokal.
“Kami ingin para seniman dan budayawan Kota Batu punya rumah bersama untuk berkarya. Pak Menteri bahkan menyarankan agar pembangunan Art Center bisa dikerjakan dengan melibatkan sektor swasta,” kata Heli.

Terakhir, Pemkot Batu mengajukan program pengembangan Kampung Tempe Beji, yang kini menjadi perhatian nasional. Apalagi, tempe tengah diajukan sebagai warisan dunia ke UNESCO. Keberadaan Kampung Tempe ini diharapkan makin memperkuat posisi UMKM tempe Kota Batu di kancah nasional maupun internasional.
“Harapannya, produk tempe dari Beji makin dikenal dan bisa menjadi ikon ekonomi berbasis budaya,” imbuh Heli.
Lima program strategis itu bukan sekadar agenda pelestarian, tapi juga bagian dari strategi besar Pemkot Batu untuk menyatukan sektor budaya dengan pariwisata. Dengan cara ini, wisata Kota Batu tak hanya menawarkan keindahan alam, tapi juga nilai-nilai sejarah dan karakter lokal yang kuat.
“Pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama. Kita tidak boleh kehilangan jati diri di tengah kemajuan pariwisata,” tegas Heli.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menyambut positif seluruh gagasan yang dibawa Pemkot Batu. Ia menilai langkah tersebut selaras dengan arah kebijakan nasional yang menempatkan kebudayaan sebagai fondasi pembangunan.
“Kota Batu memiliki kekayaan sejarah dan kebudayaan yang luar biasa. Pemerintah pusat siap bersinergi untuk memastikan warisan budaya itu tetap terjaga dan menjadi sumber kebanggaan nasional,” tutup Fadli Zon. (Ananto Wibowo)




