LENGKAP: Kepala KPwBI Malang, Febrina, bersama para desainer yang ikut ambil bagian dalam Malang Fashion Week 2025. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Hingga Minggu (9/11/2025) mendatang, total 250 desainer lokal hingga internasional, bakal memamerkan karyanya. Dalam balutan Malang Fashion Week (MFW) 2025. Digelar di Mall Malang City Point, Kota Malang.
Gelaran sebagai penanda era baru fashion dengan mengeksplorasi Artificial Intelligence-Generated Design ini, mengusung tema ‘VECTRA’. Sebagai evolusi dan manifestasi industri fashion. Sekaligus menghadirkan kolaborasi antara teknologi kecerdasan buatan (Al), sustainable innovation dan pemberdayaan pelaku UMKM kreatif.
MFW yang digelar sejak 2018 lalu, telah berkembang menjadi salah satu event fashion terbesar di Indonesia. Tak heran jika desainer manca juga hadir. Seperti Hayden Ng (Singapura), Phillip (Yogyakarta) dan Thet Su Waddy (Myanmar).
Bahkan MFW yang akan menjadi ruang kolaborasi lintas sektor, untuk memperkuat posisi Malang sebagai pusat kreativitas dan inovasi fashion didukung teknologi, diperkirakan bakal dihadiri 11 ribu penonton.
“Dukungan Bank Indonesia terhadap MFW 2025, sejalan dengan agenda nasional dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan berkelanjutan (green and sustainable growth).”
“Melalui penguatan rantai pasok industri kreatif, BI berkomitmen memperkuat literasi keuangan digital, mendorong adopsi pembayaran digital, serta memfasilitasi integrasi QRIS dan layanan keuangan inklusif bagi pelaku industri fashion,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Febrina, dari atas catwalk MFW 2025, Kamis (6/11/2025).
Bagi Bank Indonesia sendiri, sebut Febrina, MFW 2025 merupakan event nasional strategis dan berkualitas. Karena hanya diselenggarakan di tiga kota. Yakni Jakarta Fashion Week, Jogja Fashion Week dan Malang Fashion Week.

PEMBUKAAN: Arumi Bachsin, Wali Kota Malang dan Ketua Dekranasda Kota Malang, serta Kepala KPwBI Malang, saat menekan tombol sebagai penanda dimulainya Malang Fashion Week 2025. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk campaign, workshop desain, produk koleksi, kurasi UMKM untuk menaikkelaskan bisnis UMKM dalam rangka mendukung pengembangan UMKM sektor industri kreatif fashion.
“Karenanya kami mengajak masyarakat, untuk ikut serta dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis teknologi dan budaya lokal.”
“MFW 2025, akan mampu menggerakkan nilai ekonomi lebih dari Rp8 miliar sebagaimana capaian tahun sebelumnya, dengan kontribusi terhadap sektor fashion, kuliner, akomodasi dan pariwisata,” tandas alumni UGM Yogyakarta ini.
Bank Indonesia Malang, sebut Febrina, sangat mengapresiasi keterlibatan Indonesia Fashion Chamber (IFC) Chapter Malang, yang telah bersinergi dengan Dinas dan Instansi secara rutin menghadirkan event strategis bernama Malang Fashion Week.
“IFC merupakan asosiasi profesi, yang menjadi ajang komunitas/ bertemunya wirausaha dan perancang mode Indonesia maupun Internasional dan telah menjadi partner untuk memperkuat industri fashion di Indonesia,” bebernya.
Selama empat hari pelaksanaan, MFW 2025 menampilkan berbagai kegiatan inspiratif. Seperti Trend Forecasting Seminar, Fashion Design & Modelling Competition, Trunk Show Road to MFW, Kolaborasi UMKM × Designer, Fashion Talks & Sharing Session with Guest Designers, Fashion Exhibition & Installation, hingga Grand Show Malang Fashion Week 2025.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, memberikan apresiasi yang sangat luar biasa, terhadap MFW 2025. Karena tidak hanya mengenalkan Kota Malang dengan Malang Fashion Week-nya. Melainkan bisa go internasional.
“Malang Fashion Week, tidak hanya dikenal untuk tingkat lokal, tapi juga internasional. Dengan membawa nama Kota Malang, berarti juga membawa Kota Malang ini ke tingkat internasional,” sebut Wahyu yang mengenakan busana rancangan Agus Sunandar, Founder Malang Fashion Week, saat hadir di MFW 2025.
Ketua Dekranasda Jawa Timur, Arumi Bachsin Elestianto Dardak, saat membuka even yang ke-8 ini menyebut, Malang Fashion Week bukan hanya milik segelitir golongan saja. Tapi miliknya Malang.
“Karena Malang ini sudah dilobatkan become one of the most creative city, not only in Jawa Timur, tetapi di Indonesia dan bahkan di-acknowledge sama dunia.”
“Jadi semuanya harus memberikan support. Bukan hanya karena semangatnya, tapi juga betul-betul bisa memfasilitasi industri kreatif yang ada di Kota Malang dan tentunya akan menjadi sebuah keunikan sendiri di Jawa Timur,” tegasnya. (Ra Indrata)




