DEFENDER: Yann Motta ketika membayang-bayangi pergerakan Dalberto dalam sesi latihan. Pemain asal Brasil itu, tampaknya dipersiapkan menggantikan posisi Julian Guevara. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Sembilan laga sudah dilakoni Arema di Super League musim 2025/2026. Total sudah 13 gol bersarang ke gawang yang dikawal Adi Satryo dan Lucas Frigeri. Singo Edan sendiri mencetak 14 gol.
Dengan rata-rata kebobolan 1,4 gol, bisa menjadi sinyalemen butuh perhatian di lini belakang. Hanya sekali dari sembilan laga itu, gawang Arema bisa clean sheet. Ketika bermain imbang tanpa gol lawan Persijap Jepara.
Pelatih Arema, Marcos Santos, bukannya tidak menyadari kondisi tersebut. Terbukti, formasi lini belakang Arema yang dihuni lima pemain asing, masih terus berubah di setiap pertandingan.
Hanya Luiz Gustavo yang tidak pernah diubah. Pemain asal Brasil itu, tampil dalam sembilan laga dengan catatan waktu 810 menit. Artinya, Luiz Gustavo selalu bermain penuh 90 menit.
Sisanya, Yann Motta tampil empat kali, Odivan Koerich dan Julian Guevara tampil tiga kali.
Ada juga Matheus Blade bermain delapan kali dan Betinho tampil enam kali. Hanya saja, dua pemain itu terkadang tidak diposisikan sebagai central defender.
Sebenarnya dalam dua laga terakhir, Marcos Santos, terlihat mulai cocok dengan formasi tiga central defender. Berisi Julian Guevara-Betinho-Luiz Gustavo.
Komposisi tiga bek tengah itu terbukti memberikan tiga poin, ketika Arema mengalahkan PSM Makassar di pekan ke-9.
Kemudian sebelum Julian Guevara kena kartu merah di menit ke-58, trio pemain asing itu masih cukup kokoh mengawal benteng Arema, saat menjamu Borneo FC, di pekan ke-10.
Formasi menjadi berantakan, ketika Julian Guevara dan Bayu Setiawan, diusir Wasit Steven Yubel Poli. Hingga akhirnya Arema kalah 1-3 di Stadion Kanjuruhan.
Di tengah kondisi yang kurang bagus, Marcos Santos, harus dipaksa untuk mencari komposisi terbaik di lini belakang. Karena pada Senin (3/11/2025), Arema harus bertandang ke Stadion H. Agus Salim, Padang. Dijamu Semen Padang di pekan ke-11 Super League.
Di atas kertas, Semen Padang masih di bawah Borneo FC. Mereka berada di dasar klasemen. Borneo FC ada di puncak klasemen.
Tetapi bukan pekerjaan mudah untuk mencuri poin dari Semen Padang. Apalagi tim yang saat ini dilatih karteker pelatih FX Yanuar, tidak pernah menang dalam lima laga terakhir. Untuk bisa segera lepas dari dasar klasemen, mau tidak mau Semen Padang harus mengalahkan Arema.
“Minggu ini kita harus bekerja keras. Sayangnya, kita menghadapi situasi pemain-pemain yang tidak bisa main.”
“Ini jelas mengacaukan konsistensi tim. Karena kami tidak bisa memberikan skema utama,” kata Marcos Santos, dilansir dari Wearemania.
Ya. Pelatih 46 tahun itu memang dipaksa untuk kembali membuat formasi baru di lini belakang. Absennya Julian Guevara dan Bayu Setiawan, memunculkan lubang di sektor pertahanan. Kedua pemain itu, adalah pemain inti di posisi vital tersebut.
Konsistensi Odivan Koerich dan Yann Motta, sangat dibutuhkan bila keduanya bakal dipilih menempati posisi Julian Guevara.
Sedangkan di sektor bek sayap kanan, justru tidak banyak pemain lokal yang tersedia. Tersisa Rifad Marasabessy, yang masih sempat sekali tampil dalam sembilan laga. Sementara Alfiansyah, namanya belum sekalipun muncul dalam daftar susunan pemain.
“Setiap pemain harus selalu siap. Siapapun nantinya yang akan mengisi posisi Julian dan Bayu, harus siap tampil dan mampu memberikan yang terbaik,” kata pelatih berlisensi Pro Conmebol ini.
Marcos Santos sendiri cukup optimis, meski ditinggal dua pemain utamanya, Arema tetap akan bisa mencuri poin dari kandang Semen Padang.
Apalagi rekor tandang Arema saat ini, masih cukup mentereng. Dari empat partai tandang, enam poin berhasil dikumpulkan. Dari hasil tiga kali seri dan sekali menang.
“Semua pemain harus siap. Kita tidak boleh ragu untuk mencoba melakukan yang terbaik di kandang lawan,” tegas pelatih yang baru musim ini berkiprah di kompetisi tanah air. (*/Ra Indrata)




