MALANG POST – Transformasi digital pelayanan publik, yang saat ini mulai digencarkan pemerintah daerah, diharapkan tidak melupakan kelompok rentan.
Dosen Departemen Administrasi publik Universitas Brawijaya, Andhyka Muttaqin, S.AP., M.PA., menyampaikan hal tersebut, saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (29/10/2025).
Katanya, perlu ada pendekatan yang inklusif ke masyarakat, sehingga semua orang terfasilitasi.
Andyka menyampaikan juga, jangan sampai mengabaikan kelompok rentan dalam transformasi digitalisasi layanan publik ini.
“Pemerintah harus punya mindset, kalau era digital itu tidak boleh ada ego sektoral. Jadi semua harus terintegrasi,” katanya.
Namun ketika pelayanan sudah mengarah ke digitalisasi, katanya, perlu ada kesiapan beberapa hal.
“Sekarang memang semua hal sudah mengarah ke digital. Maka sebuah inovasi yang baik, ketika pelayanan masyarakat nanti bertransformasi digital, harus disiapkan beberapa hal.”
“Tujuannya, agar bisa mencapai pelayanan digital yang sukses. Salah satunya soal cyber security government yang jelas,” jelasnya.
Andyka menambahkan, tidak kalah penting juga soal kesiapan masyarakat maupun aparatur negara, supaya dipastikan melek digital.
Kemudian perlu dipastikan juga, sebutnya, ketika sudah transformasi digital, saat mengurus administrasi, masyarakat jangan disulitkan dengan syarat-syarat fotocopy.
Sementara itu, Relawan MAFINDO Malang, Anandito Birowo menjelaskan, ketika nanti digitalisasi sudah mulai dijalankan, perlu diadakan survei kepuasan masyarakat, yang dilakukan lembaga penyelenggara pelayanan publik.
Anandito menjelaskan juga, ketika survei ini dilakukan, sistemnya bisa dievaluasi. “Jadi jika ada beberapa yang harus diperbaiki bisa segera ditindak,” katanya.
“Pastikan juga jangan sampai ada celah terhadap security, sehingga justru jadi permasalahan baru,” tegas Andito. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)




