Tim Pengabdian Masyarakat dan Ulur Wiji. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Polinema (Politeknik Negeri Malang) kembali menunjukkan komitmen pemberdayaan UMKM melalui pengabdian kepada masyarakat (PkM) bersama CV Ulur Wiji Muda Berdaya, sebuah usaha fesyen (fashion) ramah lingkungan yang berlokasi di Desa Pandankrajan, Kemlagi, Mojokerto.
PkM dipimpin Dr. Eng. Haris Puspito Buwono, S.T., M.T., dengan dukungan tim lintas disiplin dari beberapa jurusan Polinema: Profiyanti Hermien Suharti, S.T., M.T.; Dr. Susanto, S.Pd., M.Sc.; Etik Puspitasari, S.T., M.T.; Ayu Sulasari, S.E., M.M.; serta R.N. Akhsanu Takwim, S.T., M.T. Mahasiswa dari Jurusan Teknik Mesin dan Teknik Kimia juga terlibat sebagai bagian dari pembelajaran berbasis pengalaman lapangan.
Kegiatan diawali survei dan observasi pada 15 Januari 2025. Tim mengidentifikasi tantangan mitra, antara lain: pengelolaan limbah cair batik yang belum optimal, keterbatasan jangkauan pemasaran, serta kondisi kerja pengrajin yang kurang ergonomis. Tindak lanjutnya berupa perencanaan solusi konkret sesuai kebutuhan mitra dan potensi yang dimiliki.
Tiga program utama dirancang: (1) pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk mengatasi limbah cair, (2) pelatihan pemasaran digital melalui pengembangan laman untuk memperluas akses pasar, (3) perancangan kursi ergonomis untuk kenyamanan dan kesehatan kerja pengrajin batik.
Ketiga program dilaksanakan secara bertahap Januari–Juli 2025 dengan pendekatan teknis dan partisipatif. Rangkaian pelatihan dilakukan oleh dosen-dosen ahli. IPAL difasilitasi tenaga ahli lingkungan, pemasaran digital oleh Ayu Sulasari, S.E., M.M., dan Rizky Ardiansyah, S.Kom., M.Kom. dengan bimbingan teknis pengembangan website mitra.
Pelatihan ergonomi menggunakan pendekatan data dan desain kerja berbasis kebutuhan pengrajin. Pendampingan dilakukan secara daring dan luring untuk memastikan transfer pengetahuan yang berkelanjutan.

Ketua Peneliti Dr. Eng. Haris Puspito Buwono di depan IPAL. (Foto: Istimewa)
Instalasi IPAL dan kebutuhan kursi ergonomi mulai dilaksanakan 14 Juni 2025, diikuti pelatihan pengelolaan website serta uji coba IPAL pada 6 Juli 2025. Air olahan kini dapat dimanfaatkan untuk merawat tanaman hias atau sebagai air pencuci alat kerja.
Sistem digital marketing memperluas jangkauan pasar Ulur Wiji. Kursi ergonomis, dirancang berdasarkan data tubuh dan kebutuhan kerja, meningkatkan kenyamanan dan mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat posisi duduk.
Ulur Wiji adalah usaha milik suami-istri, Nasta Rofika dan M. Joko Santoso, fokus pada batik tulis dengan bahan alami dan teknik tradisional seperti batik cap dan jumputan.
Moto mereka, “Dari Desa Bisa Berdaya,” menggambarkan komitmen mengangkat karya lokal tanpa mengabaikan akar tradisi dan kelestarian lingkungan. Direktur harian Ulur Wiji, Nasta Rofika, mengapresiasi pendampingan Polinema dan berharap kolaborasi serupa dapat berlanjut sebagai contoh sinergi antara perguruan tinggi dan UMKM.
Kepala tim, Dr. Eng. Haris Puspito Buwono, menegaskan bahwa PkM ini merupakan wujud hilirisasi penelitian kampus dalam format pendampingan berbasis kebutuhan mitra, meningkatkan relevansi riset, serta memperluas dampak antara akademik dan dunia usaha.
Program ini sejalan dengan program strategis Polinema, “1 Polinema untuk 1000 UMKM,” sebagai kontribusi pendidikan vokasi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal melalui riset terapan, inovasi teknologi, dan pengembangan SDM.
Pendampingan ini juga didanai melalui DIPA Polinema pada program Pengabdian kepada Masyarakat skema Kemitraan tahun 2025. Prof. Dr. Ika Ratna, Kepala P3M Polinema, menyatakan bahwa pendampingan di Ulur Wiji menjadi bukti komitmen Polinema terhadap industri batik ramah lingkungan dan inspirasi bagi industri kreatif lain untuk menerapkan prinsip hijau dan berkelanjutan. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




