MALANG POST – Tak ada yang lebih ditunggu masyarakat selain kehadiran cepat aparat ketika terjadi musibah. Itulah semangat yang kini terus dikuatkan Polres Batu dalam mewujudkan pelayanan prima di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).
Tak sekadar melayani administrasi, kini SPKT di jajarab Polres Batu juga bergerak ke arah layanan responsif yang tanggap dan terintegrasi. Selasa, (21/10/2025) jajaran Polres Batu melaksanakan simulasi besar-besaran layanan cepat melalui Call Center 110.
Simulasi dilakukan sesungguhnya, menggambarkan situasi darurat di lapangan. Dari penangan korban pembunuhan, penemuan mayat dan lainnya. Menariknya, saat simulasi dilaksanakan Polres Batu juga msnerima laporan ada perkelahian bersenjata tajam.
Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranata mengatakan, kegiatan tersebut merupakan tahapan lanjutan dari upaya penguatan SPKT, baik di tingkat Polres maupun di enam Polsek jajaran.
“Kami melanjutkan tahapan pasca penguatan SPKT. Di tingkat Polres dilakukan perbaikan, sementara di enam SPKT Polsek dilakukan penguatan, termasuk peningkatan SDM dan keseragaman standar pelayanan,” ujar Kapolres Batu.
Sebelum simulasi ini digelar, Polres Batu telah melakukan sejumlah penyempurnaan. Mulai dari perbaikan standar operasional prosedur (SOP), pelatihan petugas SPKT, hingga renovasi fasilitas agar seluruh Polsek memiliki tampilan dan standar yang sama.
Langkah itu kini ditingkatkan dengan integrasi layanan responsif. Artinya, SPKT bukan lagi sekadar tempat warga melapor kehilangan, tetapi juga garda terdepan dalam penanganan kejadian darurat.
“Kami kembangkan SPKT menjadi dua fungsi utama, yakni layanan administrasi dan layanan responsif. Jadi, begitu ada laporan melalui 110, tim bisa bergerak cepat dan terkoordinasi,” jelasnya.
Dalam simulasi pertama, tim SPKT diuji menangani laporan temuan mayat. Kepala SPKT memimpin jalannya penanganan, dibantu unit Pamapta yang berkolaborasi dengan piket fungsi. Mereka menelusuri TKP, mengamankan area dan mengumpulkan bukti awal sesuai prosedur.

SIMULASI: Personel Polres Batu saat menggelar simulasi quick response, namun malah mendapatkan laporan sungguhan adanya perkelahian menggunakan sajam. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Tak berhenti di situ. Simulasi kedua yang merupakan peristiwa sungguhan, yakni perkelahian dengan senjata tajam di kawasan Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu. Dimana laporan masuk secara bersamaan dengan kasus sebelumnya, menuntut kecepatan koordinasi lintas satuan.
“Kami ingin melihat bagaimana kolaborasi antar fungsi berjalan. SPKT bekerja bersama satuan lain, termasuk Mahameru Quick Response (MQR) milik Satlantas,” terangnya.
Teknologi MQR turut diuji. Sistem ini mampu memetakan jalur tercepat menuju lokasi kejadian, membantu tim SPKT merespons dalam hitungan menit. Di lapangan, Pamapta langsung melakukan olah TKP, mengevakuasi korban dan berkoordinasi dengan SPKT Polsek setempat.
Kasus yang disimulasikan akhirnya diserahkan ke SPKT Polsek Batu untuk penanganan lanjutan, setelah dinilai masih bisa diselesaikan melalui jalur Restorative Justice (RJ) lantaran korban hanya mengalami luka ringan.
Kapolres menegaskan, simulasi ini bukan kegiatan seremonial, melainkan laboratorium nyata untuk mengukur kecepatan, koordinasi dan ketepatan prosedur setiap personel.
“Dari simulasi ini kami lakukan evaluasi. Pendekatan rool play akan terus digelar setiap hari. Nantinya ada monev (monitoring dan evaluasi) untuk mengukur sejauh mana peningkatan kecepatan dan kesiapan tim,” katanya.
Seluruh kegiatan ini juga disiarkan langsung melalui Zoom Meeting, memungkinkan jajaran Polsek lain mengikuti dan menilai langkah-langkah yang dilakukan tim di lapangan.
Menurutnya, pelayanan publik Polri kini tak hanya dinilai dari jumlah laporan yang dilayani, tetapi juga dari ketanggapsegeraan dan ketepatan tindakan di lapangan.
“Masyarakat menilai bukan dari banyaknya produk administrasi, tapi seberapa cepat Polisi hadir saat mereka butuh pertolongan. Itulah inti quick response yang sedang kami kuatkan,” tegasnya.
Dengan simulasi ini, Polres Batu berharap ke depan seluruh jajaran mampu memberikan pelayanan tanpa sekat, tanpa tunda dan tanpa jarak. Sebagaimana semangat SPKT yang terus bertransformasi menjadi wajah pelayanan Polri yang modern, humanis dan responsif. (Ananto Wibowo)




