
MALANG POST – Program link and match penting untuk menyesuaikan tenaga kerja dan kebutuhan industri. Terlebih saat ini jumlah lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan industri tidak seimbang dan akhirnya over supply.
Dekan Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya, Mukhammad Kholid Mawardi, S.Sos., MAB., PhD., menegaskan hal tersebut saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Jumat (17/10/2025).
Karena kondisi tersebut, kata Kholid, menyebabkan banyaknya lulusan perguruan tinggi yang tidak terserap industri kerja.
“Program link and match yang dikembangkan perguruan tinggi juga sangat penting, untuk menyesuaikan lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan industri,” katanya.
Kholid berpesan, ijazah memang menjadi salah satu kualifikasi untuk pencari kerja. Tapi yang paling penting lulusan harus memiliki skill yang sesuai dan dibutuhkan industri kerja.
Sementara itu, agar tidak terjadi gap dalam tenaga kerja, pemerintah pun banyak menggelar pelatihan-pelatihan kerja.
Kata Fungsional Pengantar Kerja Ahli Muda DISNAKER-PMPTSP Kota Malang, Eka Yudha Sudrajad, menyampaikan, ada dua permasalahan dalam sektor-sektor tenaga kerja, yang menjadi penyebab masih banyaknya tenaga kerja yang tidak terserap industri.
“Dua masalah itu, pertama adanya gap vertikal. Dimana ketika seseorang dengan kualifikasi pendidikan tinggi tidak bisa memasuki dunia kerja / karena kurangnya lowongan kerja dan akhirnya ikut bersaing pada kesempatan kerja di bawah level pendidikan,” jelasnya.
Masalah kedua, tambahnya, adanya gap horizontal dimana angkatan kerja harus melakukan re-skilling atau mengubah skill, agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Karena itu, sebutnya, Disnaker-PMPTSP rutin melakukan pelatihan, untuk menambah skill angkatan kerja dan meminimalisir angka pengangguran. (Anisa Afisunani/Ra Indrata)