
Ach Dhofir Zuhry, S.Sos., M.Fil. (dua dari kiri) memaparkan materi pada Talkshow Sinau Adab 2025. (Foto: Humas UM for Malang Post)
MALANG POST – Di tengah maraknya fenomena social media anxiety yang melanda generasi muda, Universitas Negeri Malang (UM) melalui UPT Laboratorium Pendidikan Agama menggelar Talkshow Sinau Adab 2025.
Kali ini bertajuk “Meneguhkan Jati Diri di Era Social Media Anxiety” pada Senin (13/10/2025) di Aula Lantai 9 Gedung A19.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, yaitu Ach Dhofir Zuhry, S.Sos., M.Fil. dari Sekolah Tinggi Filsafat Al-Farabi Kepanjen, serta Dr. Yuliati Nadifah, S.Psi., M.Pd. dari Departemen Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UM.
Keduanya membedah fenomena kecemasan media sosial dari sudut pandang filsafat, agama dan psikologi.
Kepala UPT Laboratorium Pendidikan Agama UM, Dr. Achmad Sultoni, S.Ag., M.Pd.I menjelaskan.
Bahwa kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya adab dan pengenalan diri di tengah derasnya arus digital.
Berdasarkan riset yang dipaparkan dalam acara, sekitar 60 % mahasiswa mengaku pernah merasa cemas atau rendah diri akibat membandingkan diri di media sosial.
Kemudian memasuki Talkshow, Ach Dhofir Zuhry menegaskan bahwa era digital kerap membuat individu kehilangan makna diri.
“Kita hidup di masa ketika eksistensi diukur dari like, view dan followers. Namun, apakah semua itu benar-benar mencerminkan diri kita yang sejati?,” tuturnya.
Sementara itu, Dr. Yuliati Nadifah menyoroti pentingnya spiritualitas dalam membangun self-love yang sehat.
“Agama memberi penghargaan pada kasih terhadap diri sendiri. Dalam Islam, prinsip hifzhun-nafs dan hifzhul-‘aql menegaskan pentingnya menjaga jiwa dan akal,” jelasnya.
Selain itu, talkshow ini juga mengutip pandangan Jean-Paul Sartre, Aristoteles, hingga ajaran Islam yang menekankan keseimbangan antara akal, jiwa, dan perilaku.
Melalui Sinau Adab 2025, UM berupaya meneguhkan karakter mahasiswa agar tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki jati diri yang kuat dan beradab di era digital. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)