
MALANG POST – Setelah dipastikan menjadi tuan rumah gelaran Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025, Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang, bersiap dengan segala kebutuhannya.
Ketua OC ICCF 2025, Vicky Arief, dalam preskon terbaru terkait ICCF di MCC lantai 2, Rabu (15/10/2025) sore, mengaku siap menjadi tuan rumah yang baik.
“Suport dan semangat para petinggi tiga daerah di Malang Raya, sepakat untuk mendorong Jawa Timur naik kelas menjadi Creative Province,” urainya.
Rangkaian gelarannya dimulai pada 6 November di Kota Batu. Pembukaan ICCF 2025 ditandai dengan peresmian Selecta Living Museum.
Sehari berselang, 7 November, di Kota Batu juga digelar City Tour Agro Kreatif dan Produk Lokal Fest. Wisatawan dan delegasi diajak menelusuri potensi pertanian, kuliner, serta karya UMKM lokal.
“Event ini sekaligus menjadi pijakan awal Road to Batu City of Gastronomy, untuk menegaskan identitas Kota Batu sebagai pusat gastronomi berbasis alam dan budaya,” tambahnya.
Panggung berikutnya bergeser ke Malang Creative Center (MCC), pada 8 November. Agenda itu menandai langkah Road to Malang City of Media Art.
Pembukaan Kongres ICCN, forum yang menghadirkan lebih dari 260 delegasi kota/kabupaten kreatif se-Indonesia, untuk merumuskan arah gerakan kreatif nasional menuju 2045.
Kemudian, puncak acara berlangsung 9 November di Kabupaten Malang, lewat Festival Nusantaraya dan ICCF Awarding Night. Festival ini disebar di tiga titik utama: Boon Pring, KEK Singhasari dan candi bersejarah.
“Malamnya, digelar ICCF Awarding Night. Bukan sekadar seremoni, melainkan panggung apresiasi tertinggi bagi tokoh, komunitas dan pemerintah daerah, yang telah menggerakkan ekosistem kreatif di tanah air,” ujarnya.
Menurutnya, ICCF 2025 bukan hanya festival. Dari Kota Batu, Kota Malang hingga Kabupaten Malang, lahir semangat Senyawa Malang Raya, gerakan kolektif yang menumbuhkan kreativitas, berakar kuat di daerah dan menyebar sebagai kekuatan baru Indonesia menuju Jawa Timur Creative Province.

Taklimat bersama Media, di MCC lantai 2 pada Rabu sore (15/10/2025), Kota malang bersiap menjadi tuan rumah ICCF 2025 (Foto: M. Abd. Rachman Rozzi/Malang Post).
Di sisi lain, orang nomor satu di Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyatakan kesiapan kotanya menjadi tuan rumah sekaligus bagian dari Senyawa Malang Raya, semangat kolaborasi lintas wilayah antara Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang, yang berpadu untuk memperkuat ekosistem kreatif Jawa Timur.
“Festival Mbois 10, yang menjadi salah satu rangkaian ICCF 2025, adalah bukti nyata bahwa kolaborasi kreatif Malang Raya, bukan sekadar wacana. Melainkan kekuatan yang hidup dan tumbuh dari bawah.”
“Inilah energi kolektif yang akan mendorong Jawa Timur menuju cita-cita besar sebagai Creative Province,” ujar Wali Kota Malang.
Ia menambahkan, semangat kolaboratif antarwilayah di Malang Raya, merupakan contoh ideal sinergi pembangunan berbasis kreativitas, di mana ide, seni, dan inovasi menjadi sumber daya utama kemajuan daerah.
Sebagai kota berpredikat UNESCO Creative City of Media Arts, Malang terus memperkuat perannya sebagai poros ekonomi kreatif yang mensejahterakan masyarakat. Menjadikan kreativitas bukan hanya ekspresi budaya, tetapi juga motor penggerak ekonomi berkelanjutan.
Sebagai representasi pelaku akar rumput, Boim, Koordinator Kalangan dari Kabupaten Malang, hadir dengan perspektif yang membumi.
“Kabupaten Malang adalah tanah budaya, ruang di mana tradisi hidup berdampingan dengan kreativitas baru.”
“Malang City of Culture lahir dari semangat masyarakatnya. Dari pasar, kampung, dan ruang publik desa. Di sini, kreativitas tumbuh dari bawah dan menjelma menjadi gerakan Desa Kreatif,” katanya.
Menurutnya Festival Nusantaraya menjadi cermin nyata wajah Kabupaten Malang sebagai wilayah yang kaya akan spiritualitas, budaya dan solidaritas masyarakat.
Ia menuturkan, Desa Kreatif bukan sekadar program, melainkan cara hidup sebuah gerakan yang menegaskan bahwa setiap warga memiliki peran dalam membangun masa depan yang kreatif dan berkelanjutan. (M Abd Rachman Rozzi)