
MALANG POST – Pemkot punya cara unik mempersiapkan calon ibu menghadapi proses persalinan. Lewat program Kelas Ibu Hamil (Bumil), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mengajak para ibu belajar menjadi lebih siap, sehat dan tangguh dalam menjalani masa kehamilan hingga melahirkan.
Program yang digagas Dinkes ini resmi bergulir di Puskesmas Batu dengan melibatkan sepuluh ibu hamil sebagai peserta perdana. Mereka akan mengikuti 10 kali pertemuan selama 10 pekan ke depan. Nantinya, program ini akan menyebar ke seluruh puskesmas di Kota Batu.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Batu, Hasanatul Mardiyah menjelaskan, kelas ini menjadi bagian dari upaya Pemkot Batu menekan angka kematian ibu dan bayi saat persalinan.
“Tujuan kami sederhana tapi penting, setiap ibu siap secara fisik dan mental dan bayi yang dilahirkan pun sehat tanpa kecacatan,” jelas Mardiyah, Selasa (14/10/2025).
Selama sepuluh kali pertemuan itu, para peserta akan mendapat beragam materi penting. Mulai dari pemeriksaan kehamilan, perawatan diri selama hamil, tanda bahaya kehamilan, hingga pemenuhan gizi seimbang bagi ibu dan janin.
Menurutnya, edukasi seperti ini terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran para calon ibu. “Ibu hamil yang paham prosesnya akan lebih siap menghadapi persalinan dan mampu mencegah risiko komplikasi,” tambahnya.
Melalui program ini, Pemkot Batu menunjukkan keseriusannya dalam membangun generasi masa depan yang sehat dan cerdas. Tak hanya soal gizi dan kesehatan, tapi juga bagaimana calon ibu membentuk mental dan perilaku positif sejak masa kehamilan.
Jika seluruh materi diterapkan, maka bukan hanya ibu yang siap melahirkan, melainkan juga lahir generasi baru yang siap membawa Kota Batu menuju masa depan yang lebih baik.

KELAS BUMIL: Ketua TP PKK Kota Batu, Siti Faujiyah saat menjadi salah satu pemateri dalam program Kelas Bumil yang diinisiasi oleh Dinkes Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Ketua TP PKK Kota Batu, Siti Faujiyah Nurochman menekankan, pentingnya asupan gizi bagi ibu hamil. Ia mengajak para peserta untuk gemar makan ikan dan sayuran lokal yang mudah ditemukan di sekitar rumah.
“Tidak harus beli ikan mahal seperti tuna. Bandeng, mujair, atau lele juga punya gizi tinggi. Yang penting rutin dan diolah dengan baik,” ujar Faujiyah.
Ia menegaskan bahwa pemenuhan gizi tidak selalu berarti harus mahal. Justru, bahan pangan lokal yang segar bisa memberi nutrisi optimal bagi janin. Asupan gizi yang baik membantu mencegah bayi lahir prematur dan mengurangi risiko cacat bawaan.
Selain gizi, Faujiyah juga mengingatkan pentingnya penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam keseharian ibu hamil. Mulai dari menjaga kebersihan lingkungan, mencuci tangan dengan benar, hingga memastikan makanan yang dikonsumsi aman.
“PHBS itu pondasi. Ibu sehat, rumah bersih, bayi juga lahir sehat,” tegasnya.
Ia pun mengapresiasi peran kader posyandu dan petugas puskesmas yang selama ini aktif memantau perkembangan ibu hamil di lingkungannya. Bahkan, ia mendorong agar kader lebih proaktif dengan mendatangi rumah ibu hamil untuk memastikan kebutuhan gizi dan kesehatannya terpenuhi.
“Kalau perlu, kader mencatat perkembangan kehamilan setiap ibu. Jadi bisa diketahui lebih cepat jika ada tanda-tanda bahaya,” ujarnya.
Kelas Bumil tak berhenti di persalinan. Peserta juga akan mendapat materi tentang perawatan bayi dan pemenuhan gizi balita, termasuk cara mencegah stunting sejak dini.
“Setelah melahirkan, ibu harus tahu betul bagaimana cara memberi ASI eksklusif, menjaga kebersihan bayi dan memberi contoh perilaku yang baik,” terang Faujiyah.
Ia mengingatkan bahwa bayi belajar dari apa yang dilihat dan didengar. “Perilaku ibu akan ditiru bayinya. Maka berilah contoh yang baik agar tumbuh jadi anak yang sehat dan berkarakter. Itulah dasar mewujudkan Generasi Emas Kota Batu,” tutupnya. (Ananto Wibowo)