
MALANG POST – Tim dosen Politeknik Negeri Malang (Polinema) kembali menggelar program pengabdian kepada masyarakat dengan tajuk “Pelatihan Pembuatan Nugget Pisang Polinema”. Kegiatan ini bertujuan memberdayakan warga melalui peningkatan keterampilan kuliner berbasis bahan pangan lokal.
Pelatihan dipandu langsung oleh sejumlah dosen Polinema yang memberikan pendampingan intensif kepada peserta dari Desa Duwet. Polinema secara konsisten menegaskan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan kapasitas keterampilan. Kegiatan pelatihan ini memanfaatkan pisang sebagai komoditas lokal yang melimpah di wilayah Malang.
Dengan mengubah pisang menjadi nugget pisang yang memiliki nilai tambah ekonomi, diharapkan warga dapat mengembangkan usaha rumahan yang berkelanjutan. Pelatihan juga menjadi wadah untuk menanamkan jiwa kewirausahaan serta ketahanan pangan di tingkat desa.
Tim pelaksana dan pendamping meliputi. Ketua tim pelaksana adalah Tiara Estu Amanda, S.S, M.Par. Bersama anggota tim dosen yang turut terlibat memberikan pendampingan langsung kepada warga, yaitu Evi Suwarni, S.AB., M.AB.; Dr. Esther S. Palandi, M.Pd.; Ika Kusumasasti, SST., MM.; Arta Ridiatno, S.Tr.Par., M.Par.; dan Dr. Pd. Abdul Muqid, S.Pd., M.Pd.
Kehadiran para dosen ini membuat pelatihan berlangsung secara interaktif, terarah, dan praktis, dengan fokus pada transfer keterampilan yang dapat langsung diterapkan peserta di rumah atau usaha skala kecil.
Kegiatan pelatihan dimulai dengan demonstrasi pembuatan nugget pisang. Peserta diajak memahami pentingnya pemilihan jenis pisang yang tepat untuk mencapai tekstur dan cita rasa yang diinginkan.
Setelah demonstrasi, peserta memasuki sesi praktik yang meliputi penghalusan pisang, pencampuran dengan bahan tambahan seperti tepung, susu, serta bumbu-bumbu untuk membentuk adonan nugget.
Proses pembentukan nugget dilakukan dengan berbagai teknik, dilanjutkan dengan pengbalutan menggunakan tepung roti dan proses penggorengan hingga menghasilkan nugget yang bertekstur renyah di luar serta lembut di dalam.
Proses belajar tidak berhenti pada tahap memasak. Peserta juga dibimbing mengenai langkah penyimpanan dan kemasan sederhana untuk mempertahankan kualitas produk. Pendampingan oleh tim dosen Polinema berlangsung secara intensif, dengan sesi tanya jawab yang responsif dan latihan keterampilan yang praktis bagi setiap peserta.
Pendampingan ini bertujuan memastikan setiap warga dapat mempraktikkan apa yang telah dipelajari dan siap mengembangkan usahanya sendiri di masa mendatang.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini disambut positif oleh warga Desa Duwet. Mereka menyatakan pelatihan tidak hanya menambah pengetahuan baru dalam hal teknik memasak dan pengolahan pangan, tetapi juga memberi inspirasi untuk mengembangkan usaha kecil berbasis bahan pangan lokal.
Pisang yang sebelumnya lebih banyak dikonsumsi secara sederhana kini berpotensi diolah menjadi produk inovatif dengan peluang pasar yang lebih luas. Banyak peserta menyatakan keyakinan bahwa nugget pisang dapat menjadi produk andalan usaha rumahan yang layak dipasarkan secara lokal maupun lebih luas.
Dari sisi pelaksanaan, tim dosen Polinema menyampaikan komitmen untuk terus mendampingi warga. Diharapkan kegiatan serupa nantinya tidak hanya berhenti pada satu pelatihan, tetapi juga berlanjut melalui program-program lanjutan yang memperluas kemampuan warganya. Misalnya pengembangan produk turunan pisang lainnya, peningkatan kualitas kemasan, serta bantuan pemasaran sederhana untuk produk olahan rumah tangga.
Pelatihan Pembuatan Nugget Pisang Polinema di Desa Duwet menjadi contoh konkret bagaimana kolaborasi antara institusi pendidikan dan masyarakat dapat mendorong inovasi pangan berbasis sumber daya lokal. Melalui pelatihan ini, Polinema berharap muncul generasi baru pengusaha mikro di desa tersebut yang memiliki kemampuan teknis, kreativitas, dan semangat kewirausahaan.
Nugget pisang tidak sekadar camilan enak, melainkan peluang usaha yang menjanjikan bagi warga Desa Duwet serta potret pemberdayaan komunitas yang berkelanjutan. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)