
Suasana pelaksanaan layanan psikososial bagi santri dan wali santri korban robohnya musala Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Sebagai wujud kepedulian dan solidaritas terhadap sesama, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang, Laboratorium Konseling Fakultas Psikologi bekerja sama dengan LPBI PCNU Kota Malang melaksanakan kegiatan Layanan Dukungan Psikososial Peduli Santri dan Wali Santri di Musholla Baiturrahman, Kedungkandang, Kota Malang.
Kegiatan ini ditujukan bagi 11 santri korban runtuhnya mushola Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo yang saat ini berdomisili di Kota Malang, dengan dukungan penuh dari pimpinan, civitas akademika UIN Malang, dan para sponsor.
Dalam sambutannya, Dr. Maghfur, Kepala Pusat Pengabdian UIN Malang, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif UIN Malang dan PCNU yang peduli terhadap kesehatan mental dan spiritual santri. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata Islam rahmatan lil ‘ālamīn yang menyeimbangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
Sementara itu, Dr. Lutfi Mustofa, Sekretaris LP2M UIN Malang, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah implementasi tridarma perguruan tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat. “Dukungan psikososial seperti ini tidak hanya membantu pemulihan emosional, tetapi juga menjadi sarana internalisasi nilai moderasi beragama di lingkungan pesantren,” ujarnya.
Perwakilan wali santri, Ust. Said Muhammad, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian UIN Malang dan PCNU. Ia menilai kegiatan ini memberi ruang refleksi bagi orangtua dan memperkuat ikatan antara pesantren, wali santri, dan perguruan tinggi.

Ketua PCNU Kota Malang, Dr. KH. Isroqunnajah, saat memberi Pengarahan dalam kegiatan Layanan Dukungan Psikososial Peduli Santri korban ambruknya Musala Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo. (Foto: Istimewa)
Dalam pengarahan utamanya, Ketua PCNU Kota Malang, Dr. K.H. Isroqunnajah, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pendalaman agama (tafaqquh fi al-dīn) dengan pembinaan akhlak dan kesehatan mental. Ia juga mengajak para santri untuk tetap bersemangat belajar dan memperkuat daya tahan spiritual serta sosial.
Kepala PSGA UIN Malang, Aprilia Mega, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata Tri Darma Perguruan Tinggi dalam mendampingi pemulihan emosional pasca peristiwa duka. “Melalui layanan konseling, kegiatan ini diharapkan menumbuhkan resiliensi, semangat belajar, dan memperkuat ekosistem pendidikan pesantren yang humanis dan moderat,” ujarnya.
Kepala Laboratorium Konseling UIN Malang, Rika Fuaturosida, M.A., menjelaskan bahwa tim melakukan asesmen psikologis, pemberian psychological first aid, serta perencanaan pendampingan lanjutan bagi para penyintas. Hasil observasi menunjukkan sebagian besar santri telah menunjukkan adaptasi positif, meski beberapa masih membutuhkan konseling lanjutan.
Pelaksanaan layanan psikososial dibagi menjadi dua sesi. Sesi konseling wali santri diisi oleh konselor dan dosen Fakultas Psikologi bersama Kepala PSGA, Pusat Moderasi Beragama, serta kelompok usaha Kelora Kapsul Kelor yang turut memberikan kapsul kelor sebagai suplemen daya tahan tubuh. Sedangkan sesi konseling santri difasilitasi oleh tim konselor UIN Malang melalui pendekatan yang hangat, interaktif, dan penuh keakraban.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama, penyerahan cendera mata, serta foto bersama antara tim UIN Malang, PCNU, dan para santri serta wali santri.(*/Eka Nurcahyo)