
MALANG POST – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof Abdul Mu’ti, berkunjung ke tiga sekolah Katolik di Kota Batu, Kamis (9/10/2025). Tiga sekolah tersebut adalah SDK Sang Timur, SMPK Widyatama dan SMAK Yos Sudarso.
Kunjungan ini menjadi ajang dialog hangat antara Prof Mu’ti dan ratusan siswa serta guru. Dalam kesempatan itu, ia memberikan motivasi sekaligus memaparkan lima program prioritas Kemendikdasmen yang kini tengah dijalankan.
“Pendidikan itu bukan hanya soal gedung dan buku, tapi soal manusia di dalamnya. Karena itu, kami terus berupaya memperkuat kualitas guru dan sarana belajar,” ujar Prof Mu’ti.
Program pertama yang ditekankan Mendikdasmen adalah peningkatan sarana dan prasarana pembelajaran. Tahun ini, pemerintah telah melakukan renovasi terhadap 16.111 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
Tak hanya fisik, digitalisasi pendidikan juga menjadi fokus utama. “Kami juga berikan bantuan interactive flat panel kepada 288 ribu lebih satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Supaya proses belajar mengajar makin interaktif,” jelasnya.
Program kedua yang tak kalah penting adalah peningkatan kualitas guru. Bagi guru yang belum menempuh pendidikan D4 atau S1, pemerintah menyediakan beasiswa pendidikan Rp3 juta per semester.
“Tahun ini kuotanya 12.500 orang dan tahun depan meningkat drastis menjadi 150 ribu guru,” papar Mu’ti.
Tak berhenti di situ, untuk peningkatan kompetensi, Kemendikdasmen juga menyiapkan kuota 880 ribu guru untuk mengikuti Program Profesi Guru (PPG) pada tahun depan.
Menurutnya, kesejahteraan guru tak hanya diukur dari tunjangan sertifikasi. Lebih dari itu, peningkatan kapasitas dan pelatihan menjadi kebutuhan utama.
“Ada satu hari dalam seminggu di mana guru tidak harus mengajar. Satu hari itu digunakan untuk belajar. Karena kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas gurunya,” tegasnya.

SAPA PELAJAR: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Prof Abdul Mu’ti bersama Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto saat menyapa pelajar di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Kemendikdasmen juga mendorong pembelajaran berbasis kompetensi masa depan seperti coding dan kecerdasan buatan (AI), termasuk memperkuat peran bimbingan konseling.
“Semua guru, bukan hanya guru BK, harus punya peran membimbing siswa. Kami sebut itu sebagai Guru Wali,” tambahnya.
Lebih lanjut, untuk memacu semangat belajar siswa, Kemendikdasmen juga menyiapkan program Tes Kemampuan Akademik (TKA). “November ini untuk kelas 12 SMA, sedangkan SD dan SMP akan digelar pada Maret 2026,” jelasnya.
Tes ini bukan untuk menghukum, tapi untuk memacu semangat dan menumbuhkan motivasi belajar siswa di seluruh Indonesia.
Selain itu, Prof Mu’ti juga menekankan pentingnya pendidikan karakter. “Anak hebat itu bukan hanya pintar, tapi juga punya kebiasaan baik,” ucapnya.
Kemendikdasmen meluncurkan program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Program Pagi Ceria dan penguatan bimbingan konseling di seluruh sekolah.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto menyambut hangat kunjungan Mendikdasmen. Dalam sambutannya, ia memperkenalkan profil pendidikan di Kota Batu.
“Kota Batu ini kecil, 60 persen wilayahnya kawasan hutan dan 20 persen pertanian. Tapi, Alhamdulillah, sekolah di sini sudah lengkap. Bahkan Kota Batu juga sudah memiliki Sekolah Rakyat,” ujarnya.
Heli menyebut, saat ini Kota Batu memiliki 293 satuan pendidikan yang terdiri dari 176 PAUD, 77 SD/MI dan 30 SMP/MTs. Dari sisi kualitas, capaian pendidikan Kota Batu juga terbilang tinggi.
“Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kita 79,69, lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Jatim. Rata-rata lama sekolah 9,86 tahun, sedangkan harapan lama sekolah 14,05 tahun. Artinya, anak-anak Kota Batu punya semangat besar untuk sekolah tinggi,” paparnya.
Lebih lanjut, Heli juga menyampaikan apresiasi kepada Kemendikdasmen atas perhatian terhadap Kota Batu. “Tahun ini kami mendapat bantuan revitalisasi pendidikan sebesar Rp1,7 miliar. Ini bukti nyata sinergi antara pemerintah pusat dan daerah,” tambahnya.
Menurutnya, program pendidikan nasional dan daerah memiliki semangat yang sama, yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). “Kami percaya, tinggi rendahnya kualitas SDM di suatu daerah sangat ditentukan oleh semangat warganya untuk belajar,” tutupnya. (Ananto Wibowo)