
SILATURAHMI: Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat menyerahkan uang santunan kepada Prapti Ningsih yang hidup sebatangkara, Selasa (7/10/2025). (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, bersama Dandim 0833/Kota Malang, Letkol Inf Dedy Aziz, menyambangi Prapti Ningsih, warga RT 3 RW 6 Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru, yang hidup sebatangkara.
Kehadiran mereka, setelah ada warga dari RW 6, mengirimkan direct message (DM) ke Wahyu Hidayat. Yang memberikan informasi ada seorang ibu lanjut usia, hidup sebatangkara sejak beberapa tahun terakhir.
“Ini bukan sekadar silaturahmi. Tentu kami ada perhatian dan memberikan support kepada warga yang kurang mampu. Apalagi Bu Prapti ini hidup sendiri. Tidak punya keluarga yang lain.”
“Nantinya setiap tiga bulan sekali, Bu Prapti ini kita beri bantuan pangan non tunai (BPNT), yang melekat di Disnos-P3AP2KB.”
“Dinkes atau Puskesmas terdekat, juga akan mengecek kesehatannya langsung ke rumah. Premi BPJS Kesehatannya kami tanggung lewat PBID,” jelas Wahyu Hidayat.
Untuk kesehariannya, jelas Pak Mbois -panggilan akrab Wali Kota Malang- perempuan lansia itu mendapat bantuan pangan dari tetangga kiri kanan. Selain tergantung dari bantuan sosial pemerintah.
“Bahkan saat sakit, untuk bisa mendapatkan bansos, Bu Prapti ini meminta bantuan Ketua RT untuk mengambilkan.”
“Melihat kondisi Bu Prapti, kami benar-benar prihatin. Sudah berusia lanjut, saat ini sedang sakit juga,” tandasnya.
Karenanya, Wahyu mewacanakan agar Prapti mendapatkan bantuan bedah rumah. Untuk bisa memperbaiki kondisi rumahnya yang belum tertata dengan baik. Antara kamar tidur, dapur dan barang hasilnya memulung, berserakan jadi satu.
Sementara itu, Dandim 0833/Kota Malang, Letkol Inf Dedy Aziz menuturkan, kegiatan sosial seperti kunjungannya ke rumah Prapti, sudah berlangsung lama dan rutin.
Pihaknya juga meminta kepada lima Danramil dibantu Babinsa, untuk mendata ulang warga yang kurang mampu dan hidupnya sendiri. Agar bisa mendapatkan bantuan guna meringankan beban mereka.
Prapti Ningsih sendiri mengakui, ketika kondisinya sehat, dia menggantungkan hidupnya dari hasil memulung. Kondisi tersebut sudah dilakoni sekitar dua tahun. Sebelumnya, Prapti adalah pekerja jahit.
“Untuk makan sehari-hari, ya dari hasil mulung. Jika sepi, nunggu belas kasihan dari tetangga. Kalau ada bansos dari pemerintah, lumayan bisa untuk bertahan hidup.”
“Saya tinggal di rumah ini sejak kecil. Sudah lama hidup sendiri. Saat dikunjungi Pak Wali dan Pak Dandim, ya senang dan bahagia,” pungkasnya. (Iwan Irawan/Ra Indrata)