
Walikota Malang, Wahyu Hidayat, bersama Gus Bisri pada forum audiensi. (Foto: Prokopim Setda Kota Malang)
MALANG POST – Sertifikat Laik Fungsi (SLF) untuk bangunan pondok pesantren (ponpes), termasuk rumah ibadah, menjadi atensi pada forum audiensi antara Walikota Malang, Wahyu Hidayat, dengan pengurus Yayasan Masjid Agung Jami Kota Malang, Selasa (6/10 /2925) di Balaikota Malang.
“Kejadian di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo menjadi pelajaran berharga betapa pentingnya SLF, “ kata Prof. M. Bisri selaku Pembina Yayasan Masjid Agung Jami sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Kota Malang.
“Selama ini, dapat dikatakan ponpes-ponpes dan juga tempat ibadah belum banyak yang melalui proses SLF,” tambah Gus Bisri yang juga mantan Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang itu.
Hal yang sama juga diutarakan Walikota Malang, Wahyu Hidayat, bahwa aspek SLF menjadi hal penting dalam proses pembangunan. Termasuk untuk bangunan pondok pesantren dan rumah ibadah.
Insha Allah, lanjut Wahyu, ini (SLF) bukan proses untuk menyulitkan pendirian bangunan. Namun, lebih diarahkan agar ada keterjaminan, standar yang tepat pada konstruksi sehingga faktor keamanan dan kenyamanan dapat terpenuhi dengan baik.
“Kita akan sosialisasikan kembali secara masif. Akan segera duduk bersama dengan pengurus ponpes, Dewan Masjid Indonesia, dan stakeholders terkait. DPUPR PKP dan Perijinan saya perintahkan untuk mengkonsolidasikan, “ujar Pak Mbois, demikian Walikota Malang, akrab disapa.
Wahyu Hidayat juga mengutarakan, sekiranya pengelola pondok pesantren ada kendala teknis, maka akan dilibatkan Perguruan Tinggi. Di Kota Malang tercatat ada 91 ponpes, 900 masjid dan 1.200 musala.
Sementara itu, evakuasi korban imbas insiden ambruknya bangunan tiga lantai termasuk musala Ponpes Al Khoziny tuntas dilakukan di hari kesembilan, Selasa (7/10/2025) pagi. Total korban yang berhasil dievakuasi berjumlah 171 orang. Rinciannya 104 orang selamat, sedangkan 67 dinyatakan meninggal dunia, delapan di antarnya ditemukan body part atau potongan tubuh.
“Sampai dengan hari kesembilan, Selasa 7 Oktober 2025, kami telah mengumpulkan 67 pack dengan rincian delapan body part. Terakhir, pada pukul 21.03 WIB,” ujar Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo selaku SAR Mission Coordinator (SMC), Selasa (7/10/2025), seperti dilansir dari JPNN.com.
Yudhi menjelaskan penyisiran yang dilakukan sejak pagi juga mencakup pembersihan area reruntuhan yang kini sebagian besar sudah rata dengan tanah. “Sore-pagi kami sisir semua sekalian pembersihan area termasuk sisa-sisa bangunan,” tuturnya.
Pada Selasa pagi, Basarnas kembali melakukan penyisiran terakhir untuk memastikan tidak ada korban yang tertinggal. Yudhi menyebut upaya itu merupakan bagian dari tahapan penutupan operasi SAR, sebelum nantinya dilanjutkan dengan fase penanganan berikutnya oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Pagi hari ini kami akan melaksanakan penyisiran lagi, sekali lagi di area yang sudah rata dengan tanah. Harapan kami tidak ada lagi yang tersisa,” kata Yudhi. (*/PKP-Eka Nurcahyo)